Kolom Eko Kuntadhi: RIZIEQ SANG RESIDIVIS ATAU KARMA AHOK?

Tok! Hakim mengetuk palu. Empat tahun penjara buat Rizieq. Ini adalah kasus ke sekian. Sebelumnya Rizieq sudah dihukum 8 bulan untuk kasus kerumunan Petamburan. Dan denda Rp 20 juta untuk kerumunan Megamendung. Bersama Rizieq, menantunya Hanif juga dijatuhi hukuman setahun. Direktur RS Ummi juga setahun. Mereka bersekongkol melanggar protokol kesehatan. Mengenai hukuman yang menimpa Rizieq, ada yang berkomentar bahwa ini adalah karma Ahok.

Artinya, Rizieq yang dulu jahatnya naudzubillah mindzalik sama Ahok, kini sedang menuai akibatnya.

Pandangan ini mengandaikan hidup hanya dua potongan peristiwa. Rizieq jahat terhadap Ahok sampai Ahok dipenjara. Akibatnya kini Rizieq terkena batunya, diputus 4 tahun penjara. Peristiwa pertama sebagai sebab. Peristiwa kedua sebagai akibat.

Saya kadang bertanya, benarkah hidup atau karma dan hukum tabur tuai bisa dipenggal-penggal hanya dalam potongan peristiwa yang simpel begitu?

Benarkah waktu Ahok dipenjara itu hanya sebab? Yang berakibat pada Rizieq dan orang yang mendzoliminya akhirnya diterkam kesulitan sekarang.

Bagaimana jika dipenjaranya Ahok dulu adalah sebagai akibat juga dari sebuah sebab yang lain? Misalnya, pernahkah ada yang bertanya waktu itu Ahok sedang menjalani karmanya siapa? Kelakuan apa yang pernah dilakukannya dulu?

Siapa yang pernah disakiti Ahok, hingga ia harus menerima hukuman 2 tahun penjara? Itu kalau kita konsisten memakai logika karma dan tabur tuai. Entahlah, saya memahami kehidupan tidak sesimpel itu. Semua sejatinya tali temali. Sebuah akibat mungkin saja disebabkan oleh ribuan kemungkinan sebab.

Rizieq memang jahat sama Ahok. Dalam konteks Pilkada Jakarta kemarin di mata saya ia tergolong dzalim dan sangat dzalim. Tapi bukan hanya Rizieq yang tidak suka Ahok. Kyai Ma’ruf Amin juga menyerukan Ahok harus dihentikan. Ia tidak suka dengan gaya Ahok.

Bahkan Kyai Maruf jadi saksi yang memberatkan Ahok di pengadilan. Toh, kini ia justru naik sebagai Wapres. Dapat jabatan prestisius. Lantas apakah hukum tabur tuai tidak berlaku buat Kyai Ma’ruf?

Jadi, dipenjaranya Rizieq gak ada hubungannya dengan karmanya Ahok? Mungkin ada. Tapi variabelnya gak tunggal begitu. Dipenjaranya Rizieq lebih disebabkan oleh kelakuannya sendiri yang selalu nyebelin.

Rizieq ini dikenal bertangan ajaib. Semua yang disetuhnya sekarang akan terkena masalah. Menantunya Hanif ikut terseret. Direktur RS tempat dirawat ikut keseret. Ketua FPI ikut terseret. Sebelumnya Firza juga keseret masalah. Ia sampai curhat termehek-mehek sama Kak Emma.

Para anggota laskar khusus juga mati. Enam orang tewas hanya demi ego seorang Rizieq. Mati sia-sia begitu saja. Mati karena melawan petugas. Artinya, Rizieq emang penuh masalah. Ia hidup dengan menciptakan masalah. Melompat dari satu masalah ke masalah lainnya.

Tahun 2003 Rizieq sudah dihukum. Provokasinya menyebabkan pengikutnya melakukan pengrusakan pada restoran dan kafe di Jakarta. Tahun 2008, Rizieq masuk penjara lagi. Kali ini provokasinya membuat pengikutnya melakukan kekerasan pada orang lain. Emak-emak dan anak-anak digebuki di Monas. Hanya karena berbeda pandangan soal Indonesia.

Bagi Rizieq. Kalau ada orang menyerukan pluralisme. Menyerukan kebhinekaan. Maka mereka adalah musuh. Harus digebuk. Kini Rizieq masuk lagi. Empat tahun penjara.

Sebagian orang bilang akibat karma Ahok. Saya bilang, karena Rizieq emang residivis. Bolak balik berkasus terus.

“Kayak preman kambuhan ya, mas?” ujar Abu Kumkum.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.