SEBAB DAN AKIBAT NAIKNYA HARGA CABE MERAH — Mengatasi Inflasi dengan Pasar Murah?

Ulasan ELISABETH BARUS (reporter harga sayur Kahe Kolu)

Beberapa hari ini harga cabe merah lumayan tinggi yakni berkisar Rp. 30 ribuan/ kg. Namun, dua hari belakangan ini kembali naik hingga di atas Rp. 40 ribuan/ kg di Pasar Induk Lau Cih (Medan). Dan, sebenarnya, jika kita melihat dari sisi petani harga ini sudah sangat bagus. Namun, jika kita melihat dari sisi pedagang hal ini belum tentu menguntungkan. Di samping pedagang harus menambah jumlah modal mereka karena harga cabe merah di tingkat petani juga naik, resiko kerugian juga lebih besar.

Bayangkan saja, telah membeli cabe merah dengan modal yang tinggi dan esoknya ketika menjualnya, harga cabe merah anjlog.

Naiknya harga barang bagi pedagang berarti juga meningkatnya resiko kerugian. Apalagi cabe adalah komoditi yang sangat rentan dengan naik turunnya harga secara mendadak. Dalam satu hari saja bisa tiga kali naik atau turun harganya. Tapi, memang tidak dapat dipungkiri pula kesempatan merahup untung peluangnya besar. Namun, bagaimanapun juga, paling diuntungkan secara pasti dengan kenaikan harga hasil panen adalah para petaninya.

Ada beberapa penyebab naiknya harga cabe merah saat ini. Kita bisa mulai dengan faktor cuaca. Curah hujan yang tinggi di Jawa membuat tidak memungkinkannya pengiriman cabe merah ke Medan. Karena kandungan airnya yang tinggi saat ini, cabe merah dari Jawa akan cepat membusuk bila dikirim ke Medan dan kota-kota besar lainnya di Indonesia.

Pulau Jawa adalah tempat dimana banyak sentra-sentra cabe merah terbesar di Indonesia. Bila terjadi gagal panen di Jawa ataupun kualitasnya rendah untuk pengiriman ke luar Jawa maka akan terjadi kegoncangan harga hampir di seluruh Indonesia.

Itu yang telah terjadi dengan Sumatera Barat yang selama ini mendapat pasokan cabe merah dari Jawa. Karena saat ini Sumatera Barat tidak mendapat pasokan cabe merah dari Jawa maka mereka memesan cabe merah ke Dataran Tinggi Karo. Akibatnya, harga cabe merah di tingkat petani di Dataran Tinggi Karo menanjak terjal. Setiap hari, Sumatera Barat via Padang memesan cabe merah dari Dataran Tinggi Karo.

Bayangkan saja apa yang terjadi di Pasar Induk Lau Cih (Medan). Pasar ini tidak dapat pasokan cabe merah dari Jawa dan harus membeli cabe merah dari Dataran Tinggi Karo dengan harga mahal karena telah banyak dipesan ke Sumatera Barat. Tidak heran kalau harganya naik terjal di sana, bukan?

Masalah curah hujan yang tinggi terjadi juga di Lampung yang bahkan menyebabkan banjir sehingga sebagian lahan cabe merah digenangi air. Ini juga berarti mengurangi produksi cabe merah nasional.

Penyebab lain naiknya harga cabe merah adalah sejalan dengan telah berlalunya panen raya cabe merah di sentra-sentra cabe merah Sumatera Utara. Cabe merah yang beredar di Medan saat ini hanya bersumber dari daerah sekitar Bintang Meriah, Kutabuluh Simole (keduanya di Kecamatan Kutabuluh, Kabupaten Karo) dan Tanjung Pulo (Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo).

Dari ketiga daerah ini justru cabe merah dikirim ke Padang setiap hari. Pengiriman ke Padang melalui seleksi sehingga hanya cabe merah kualitas super yang dikirim ke sana sedangkan kualitas lebih rendah yang dikirim ke Medan. Memang cabe merah kualitas kurang bagus masih bisa harganya jauh di bawah Rp. 40 ribu/ kg, yaitu Rp. 30 ribu/ kg. Akan tetapi, para pembeli justru mencari cabe merah kualitas super.

Di sisi lain, naiknya harga cabe merah adalah pemicu nomor satu meningkatnya angka inflasi di Indonesia, kecuali Sumatera Barat yang pemicunya nomor satu adalah harga jengkol (jering). Inflasi artinya kenaikan harga berbagai barang di pasaran yang bisa jadi akibat lanjutan dari naiknya harga satu jenis barang tertentu di pasaran.

Uniknya Indonesia, kenaikan harga cabe merah adalah penyebab yang paling menentukan dari kenaikan angka inflasi. Jadi, dari masalah cuaca dan jadwal musim panen menyebabkan terjadinya goncangan pasar. Berikutnya, kenaikan harga yang terlalu tinggi dapat menaikan angka inflasi.

Kenaikan angka inflasi artinya semakin senjangnya (jarak makin lebar) antara daya beli masyarakat dengan harga-harga barang di pasaran. Semakin lebar kesenjangan antara daya beli dengan harga barang-barang di pasar artinya adalah meningkatnya kemiskinan. Meningkatnya kemiskinan akan menimbulkan berbagai masalah lain yang sering sekali diikuti dengan meningkatnya kejahatan, kekerasan, wabah penyakit, dan lain sebagainya.

Di sisi lain, meningkatnya angka inflasi menimbulkan masalah perbankan dan keuangan (finansial). Salah satunya adalah penyesuaian bunga pinjaman uang yang tentu saja langsung mempengaruhi pembangunan di tingkat daerah maupun nasional.

Pemerintah adalah posisi yang paling bertanggungjawab menekan serendah mungkin tingkat inflasi di daerah maupun nasional. Pemerintah RI menargetkan tingkat inflasi tahun depan tidak lebih dari 3% (bandingkan dengan Belanda yang saat ini mengalami tingkat inflasi 4%). Tahun lalu, Indonesia mengalami tingkat inflasi yang sangat rendah yaitu 1,68% padahal ditargetkan 3%.

Tidak mengherankan kalau kenaikan harga cabe merah saat ini langsung ditanggapi serius oleh Pemerintah Kota Medan. Terlihat dari telefonnya tadi pagi. Dinas Ketahanan Pangan Kota Medan ke kita untuk menyatakan mereka akan segera mengadakan pasar murah dengan harga di bawah harga yang berlangsung di pasar-pasar Kota Medan.

Ketika kita mengumumkan rencana pasar murah inisiatip pemerintah daerah ini di media kita yang lain Kahe Kolu, banyak petani yang menanggapinya dengan marah. Kita memahami kemarahan ini karena baru saja para petani melewati masa-masa harga cabe merah murah dan saat ini harga pupuk di tingkat petani pun meningkat tajam.

“Mengapa tidak diberi kesempatan kepada para petani untuk menikmati sedikit waktu naiknya harga cabe merah ini?!” demikian kira-kira inti kemarahan mereka.

Kita yang selalu memposisikan diri di tengah antara produsen, konsumen, pedagang dan pemerintah, bisa memahami kebenaran semuanya. Hanya saja, perlu juga kami sarankan kepada Pemerintah RI untuk tidak hanya mengejar target dengan angka-angka inflasi, tapi juga memperhitungkan keuangan para petani dalam periode tahunan karena memelihara cabe merah itu bukan sebulan dua bulan, tapi baiknya dihitung per tahunnya yang secara Ilmu Ekonomi kita biasa menyebutnya Ekonomi Rumah Tangga.

Dan jangan lupa, economia berasal dari Bahasa Junani yang artinya house holding atau penataan urusan rumah [tangga]. Tentu sudah di dalamnya perhitungan biaya pendidikan anak-anak, biaya kesehatan, biaya sosial (pesta, kemalangan, gotongroyong) di samping biasa keperluan pokok (sandang pangan dan papan).


2 thoughts on “SEBAB DAN AKIBAT NAIKNYA HARGA CABE MERAH — Mengatasi Inflasi dengan Pasar Murah?

  1. Knaikan harga pupuk yg mlmbung sngt tinggi bgmana????Dari 400rb/zak mnjadi 660rb/zak. Itu inflasi juga???

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.