Selada Segar Untuk Kerja Tahun

rikwan sinulinggaRIKWAN SINULINGGA. BERASTAGI. Sudah menjadi tradisi di Dataran Tinggi Karo, setiap kampung (kuta) mengadakan acara Pesta Tahunan (kerja tahun) sebagai ungkapan rasa syukur atas kesejahteraan masyarakat kampung itu. Untuk pesta itu, biasanya muda-mudi (Karang Taruna) setempat menjadi panitia dalam pengadaan hiburan (gendang guro-guro aron).

Sebagai panitia, Karang Taruna bertanggungjawab atas pengadaan dana untuk acara hiburan. Dibutuhkan para donatur untuk memenuhi kebutuhan dana. Namun, kadang dalam proses pencarian dana acapkali terkesan sembarangan dan tidak ada kreativitas dari Karang Taruna.

karang taruna 2Dengan bekal beka buluh dan uis gara (kain tenun Karo untuk laki-laki dan perempuan), sekelompok pengurus Karang Taruna biasanya turun ke jalan raya menjadi “portal” jalan meminta sumbangan dana bagi pengendara yang melintas. Ketika musimnya pesta tahunan di beberapa kampung secara berbarengan maka pemandangan ini lazim kita lihat di sepanjang jalan raya. Tak jarang mobil yang lewat hanya melintas saja tanpa memberikan sumbangan apapun.

Pengalaman ini membuat beberapa kelompok Karang Taruna merasa dicueki. Tak ayal mereka membuat portal jalan raya dari kursi, meja, keranjang bekas, dan lain-lain yang tujuannya memberhentikan kendaraan yang lewat agar “wajib” memberikan sumbangan. Bahkan di beberapa desa, mereka menempatkan beberapa pemuda yang dianggap ditakuti (CK) dengan berbagai atribut, seakan memberi efek sungkan atau bahkan kesan “terpaksa” memberikan sumbangan.

Tak habis pikir, pengendara yang lewat langsung menyodorkan tangannya ke luar jendela mobil dengan mengepal uang Rp 1.000 atau Rp 2.000 sehingga dana yang mereka targetkan pun tidak akan tercapai.

karang tarunaLain halnya dengan Karang Taruna Desa Doulu (Kecamatan Dolat Rakyat) yang merupakan salah satu daerah tujuan wisata mata air panas Berastagi. Tempat ini jugas dikenal sebagai penghasil sayur-mayur yang bagus dan segar. Strateginya ternyata berbeda dari desa-desa lain.

Karang Taruna desa ini menanam sayur-mayur seperti selada putih, dan membagikannnya saat memjnta sumbangan bagi setiap mobil yang lewat. Kadang, Karang Taruna membeli sayuran dari petani setempat dengan catatan harus bagus dan segar. Strategi ini ternyata memberikan simpati yang luar biasa bagi para pengendara yang lewat.

Tak jarang pengemudi merogoh kembali kantongnya untuk memberikan sumbangan yang lebih banyak ketika melihat luah (oleh-oleh) yang secara spontan langsung dimasukkan ke dalam mobil tanpa melihat berapa jumlah sumbangan yang diberikan.




Pengalaman saat reporter Sora Sirulo melintas, banyak pengendara yang sudah memberikan sumbangan ala kadarnya namun karena melihat luah yang diletakkan ke dalam mobil, pengendara kembali menghentikan mobilnya dan memanggil Karang Taruna ini untuk menerima sumbangan tambahan sambil tersenyum puas.

Strategi ini sekaligus memperkenalkan bahwa Desa Doulu adalah penghasil sayur-mayur yang baik, terutama kepada pendatang dari luar Taneh Karo. Semoga kreativitas ini menjadi inspirasi bagi Karang Taruna desa-desa lain. Ternyata, kreativitas lebih dihargai oleh orang banyak dari pada memberi kesan agak memaksa.

Ini adalah salah satu strategi marketing untuk meningkatkan nilai jual, semoga bermanfaat.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.