Elisabeth Barus (Medan) Gelisahmu ciptakan sejuta dilemabuat mahluk Bumi Turangmeradang dalam ketakpastianbagaikan menanti kekasih tak kunjung bersua Berdiri gagah namun penuh misteritiada yang mampu tuk merayu dalam nestapasaat-saat merindu tuk melihat senyummu yang pernah getarkan jiwasaat-saat limpahan rejeki saat mengais di kakimu kini sisakan cadas dan debu menyesakkankau rapuh dan merontagelegar marahmu pekakkan telingaciptakan awan dahsyat yang mempesona tapi mematikan Ach…walaupun perih menyayat hatitapi pesonamu membiusku dalam diamakankah kita terus bertegur sapa?akankah kita terus saling bercanda dalam putaran waktu yang tak pasti? Tolonglah beri jawaban buatkutolonglah jangan ombang ambingkan rasa cintakubernaung berlari dan bermain di bawah kakimu berabad lalutelah mengikat kita menjadi satu jiwaerat tak mampu berpisahnamun tiada mampu jua tetap bersama Jawablah tanyaku wahai kekasih yang perkasahiburkanlah hati yang kerontang iniyang telah layu bersama daun-daun hijau di sanayang telah lapuk oleh awan panasmuyang telah porak poranda oleh lahar dinginmu Post navigationSusunan Acara ‘Kerja Tahun Medan’ (1 Juli 2015) Status Gunung Sinabung Naik dari SIAGA ke AWAS
Puisi ini menggugah hati menyentuh kalbu dan nasib tak pasti pastikanlah, pastikanlah, jangan suruh tungu. padamu wahai pemimpinku . . .MUGReply