NGGUNTUR PURBA. KABANJAHE. Untuk mengurangi kejenuhan, warga pengungsi korban bencana alam Gunung Sinabung mengerjakan kerajinan tangan di pengungsian. Ini terutama dilakukan kaum perempuan di tempat pengungsian. Bermacam-macam jenis kerajinan tangan yang mereka kerjakan, a.l.; menganyam (amak, sumpit, perakan), membuat kue dan lain sebagainya. Warga pengungsi ini terlihat begitu bersemangat menjalankan profesi barunya walaupun berada di tempat pengungsian. Sebagaimana diamati oleh Sora Sirulo di salah satu pos pengungsian. Islamic Centre [Minggu 18/1]. Kaum ibu tampak serius dan sesekali mereka bersendagurau dengan sesama teman lainnya sambil menganyam pandan (bengkuang) untuk dijadikan amak, sumpit dan perakan. Ini persis seperti suasana di kampung di malam hari.Menganyam di Posko Islamic CentreBahan baku anyaman mereka adalah daun pandan (bengkuang atau engkuang) yang memang telah disediakan di setiap pos pengungsian. Beberapa tenaga relawan disediakan untuk membimbing dan mengajari beberapa pengungsi dalam mengerjakannya.Demikian juga yang terlihat di pos pengungsian Gereja Paroki (Kabanjahe). Sebagian kaum perempuan tampak sibuk dengan kegiatan masak memasak mereka. Di sini mereka belajar membuat berbagai jenis makanan seperti kue kering dan jenis makanan lainnya.Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk menghilangkan stres dan kejenuhan selama berada di tempat pengungsian. Selanjutnya, diharapkan pula hasil dari pekerjaan mereka dapat menambah uang saku untuk belanja sehari-hari mereka.Bagi siapa saja yang ingin membeli hasil pekerjaan para pengungsi ini silahkan hubungi panitia masing-masing pos pengungsian karena telah tersedia di sana. Post navigationHarga Cabai di Medan Menurun di Hari Senin Ketua DPD RI Kunjungi Pengungsi Sinabung