Sirulo TV: Pengungsi Sinabung Direncanakan Pulang Bertahap

Mata Air Bermunculan di Karo Gugungalexander firdaustNGGUNTUR PURBA & ALEXANDER FIRDAUST. KABANJAHE. Sudah 32 ribu jiwa yang harus mengungsi meninggalkan kampung halaman mereka sejak terjadinya erupsi Gunung Sinabung sejak tahun 2010 hingga saat ini.

ngguntur purba 153
Foto: NGGUNTUR PURBA

Belum hilang dari ingatan kita, para pengungsi sudah dirancang untuk kembali ke kampung halaman mereka beberapa minggu sebelumnya. Namun, setelah dimulai penyisiran dan beberapa desa mulai dibersihkan, kita dikejutkan kembali dengan  erupsi Gunung Sinabung yang memakan korban sebanyak 17 jiwa (Barusan diterima informasi bahwa 1 korban yang dirawat secara intensif di Rumah Sakit Umum Efarina Etaham, Berastagi, telah meninggal dunia sehingga korban jiwa bertambah menjadi 17).

Begitu juga dengan keterangan para pengungsi warga Desa Rimokayu yang menyatakan bahwa mereka masih khawatir dan waswas mengingat kejadian beberapa minggu lalu.

Namun begitu, BMVKG tetap berusaha meyakinkan warga bahwa  di luar radius 5 km sudah dapat ditempati oleh warga. Sebelum mereka kembali ke kampung asal, BNPB menyarankan agar dalam 1 minggu ke depan terlebih dahulu melakukan gotongroyong membersihkan  kampung mereka sehingga betul-betul  bersih dari abu vulkanik yang disemburkan oleh Gunung Sinabung.

Warga akan difasilitasi dan dibantu oleh kendaraan-kenderaan dari BNPB, Kepolisian, TNI, PMI, dan Basarnas. Setelah bergotongroyong, sorenya mereka harus kembali ke pos pengungsian. Begitu selanjutnya sampai selama 1 minggu ke depan.

ngguntur purba 155
Foto: NGGUNTUR PURBA

Menurut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif [Senin 10/2], pemulangan pengungsi korban letusan Gunung Sinabung akan dilakukan secara bertahap, khususnya bagi mereka yang berasal dari 17 desa di luar radius 5 Km dari kawah Sinabung. Pengungsi yang berasal dari 15 desa dan 2 dusun yang terletak di zona berbahaya masih dilarang pulang, yaitu: Desa-desa Mardinding, Perbaji, Selandi, Sukameriah, Gurukinayan, Gamber, Berastepu, Bekerah, Simacem, Sukanalu, Kutatonggal, Sigarang-garang, Kuta Rakyat, Kuta Gugung, Kuta Tengah, Dusun Sibintun dan Dusun Laukawar.

“Warga 15 desa dan 2 dusun yang berada di zona berbahaya ini masih dilarang pulang,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho [Minggu 9/2].

Sementara itu, pengungsi yang berasal dari Desa Cimbang dan Ujung Payung (Kecamatan Payung) masih enggan dipulangkan. Meski desa mereka berada di luar radius 5 kilometer dari zona berbahaya Sinabung, sebagian dari mereka masih ingin bertahan di jambur-jambur pengungsian korban erupsi Gunung Sinabung dengan alasan saat ini masih musim kemarau. Dengan kondisi sawah yang masih kering, mereka tidak bisa bercocoktanam.

“Kalau kami balik, mau apa yang kami laksanakan. Lahan masih kering dan berdebu. Apa tidak menambah penyakit?” ujar warga Desa Cimbang (Bukti Ginting) kepada wartawan [Senin 10/2].

Apalagi menurutnya, hingga kini, belum ada sikap resmi pemerintah untuk menanggulangi kehidupan mereka selain program cash for work. Padahal, di luar itu, penduduk menginginkan adanya tindakan jelas, utamanya di bidang pertanian dan kesehatan bagi warga yang akan dipulangkan.

“Bertahan dengan debu yang masih menumpuk tentu penyakit tidak dapat dihindarkan. Bagaimana kami berobat? Apakah ini juga ada dalam program mereka?” tambah Ngomen Sinukaban, penduduk Desa Ujung Payung (Kecamatan Payung).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.