Kolom Acha Wahyudi: SUARA DARI LANGIT

Sepertinya isu kalau pastel yang guwa bikin itu banyak penggemarnya di beberapa titik ordinat Bumi. Sudah sampai ke Negeri Langit. Salah satu dari 4.000 Tuhan yang pernah ada dalam sejarah peradaban manusia rencananya mau ngangkat guwa jadi nabi urusan kuliner di bumi. Tapi, ada satu syarat…

Guwa harus membuktikan bahwa guwa tunduk dan patuh pada Tuhan itu dengan memerintahkan guwa menyembelih anak yang paling guwa sayangi. Begitu isi pesan yang dikirim via Embil.

Hmmm…. itu syarat koq aneh dan sadis banget sih, Mbil?! Bentar-bentar guwa punya banyak pertanyaan dan pernyataan, nih.

Pertama, dari 5 anak guwa, semuanya istimewa dengan segala kekurangan dan kelebihan mereka. Guwa menyayangi mereka dalam porsi yang sama, dengan segenap jiwa dan raga, Mbil! Lha, koq Tuhan yang katanya maha pengasih dan penyayang malah kirim-kirim pesan memprovokasi dan ngajarin manusia untuk pilih kasih. Tebang pilih, gityu? Ini Tuhan apa birokrat dan politisi jahat di Lembaga Yudikatif dan DPR, sih?

“Ke dua, emang ada Tuhan Baper seperti itu? Minta-minta pengorbanan dengan nyuruh manusia menyingkirkan manusia yang jadi rivalnya dengan alasan agar gue lebih sayang dia dibanding anak-anak gue. Lha, katanya anak-anak gue itu kan dia yang ciptain. Mosok Tuhan yang ciptain? Terus, gue harus sembelih ciptaan Tuhan? Idih amit-amit, dosa tauuk?!

“Ke tiga, tolong ya, Mbil. Sampaikan ke Tuhan yang ngirim lo, sudah cukup Otak Amalgada alias otak hewan yang ada dalam thorax guwa yang masih ngikut sebagai warisan evolusi. Walau guwa ini adalah hasil evolusi yang dikategorikan terkini, atau bahasa kerennya kekinian, ga usah diperintahkan membunuh pun, manusia itu sangat …. sangat bisa berpotensi membunuh demi memenuhi kebutuhannya mempertahankan hidup.

Tapi, untungnya berkat evolusi juga guwa bukan lagi termasuk spesies Pithecanthropus Erectus, melainkan sudah lebih keren. Masuk ke dalam spesies Homo Sapiens dengan Neo Cortex yang sudah berkembang dari hewan yang hanya punya kemampuan membunuh, bahkan membunuh spesiesnya sendiri, untuk bisa bertahan hidup dan melakukan sex agar bisa beregenerasi. Menjadi Hewan yang berpikir, yang mempunyai kemampuan menganalisa, berempati, berbudaya, memiliki norma, dan lain-lain.

Nah, jadi Tuhan yang ngirim lo, tuh, sepertinya engga pas deh jadi Tuhannya Homo Sapiens. Mungkin, yaaaaa… masih cocok bagi spesies Pithecanthropus Erectus. Jadi, lo kudu masuk ke black hol, mesin waktu dulu, kembali ke puluhan atau ratusan ribu tahun lalu. Mungkin ada yang mau menyembelih anaknya demi rasa cintrong butanya kepada Tuhan lo!

And, sesuai skenario untuk akhir yang happy ending, tolong bilangin jangan sampai kelupaan untuk merubah anak tersebut menjadi Kanguru, eh jangan deh…. kanguru lucu… Kalau ganti Macan Asia aja gimana?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.