Kolom M.U. Ginting: Suku Karo Lahir Kembali

M.U. GintingMenurut Ketua Umum PPP Suryadharma Ali (SDA), pemecatan harus dilakukan untuk kepentingan organisasi. Alasan yang kelihatannya logis dan sederhana. Persoalan berikutnya ialah, apakah organisasi (PPP) akan lebih kuat, lebih lemah atau pecah dan malah hilang atau salah satu dari pecahannya akan tumbuh lebih kuat?

muginting 79

Banyak pengalaman kita soal ini, dari organisasi kecil sampai organisasi besar  Kita masih ingat PDI Soerjadi malah hilang dan PDIP Mega jadi kuat.

Perpecahan sebagai akibat kontradiksi intern sering bikin tambah kuat asalkan ditangani dengan jalan yang benar. Artinya, manusianya bisa menerima, mengakui dan bisa melihat kontradiksi sebagai tenaga penggerak perubahan dan perkembangan. Tetapi, kontradiksi yang dipengaruhi atau diatur oleh kekuatan luar, seperti pengaruh kekuasaan atas PDI Soerjadi, akhirnya partainya lenyap sendiri bersama kekuasaan itu dan antipodenya PDIP tumbuh lebih besar dan kuat.

“Yang dibutuhkan adalah penjelasan dari SDA soal masalah etika itu, yakni bagaimana nasib para Capres PPP dan apa penjelasan rasional kehadiran SDA di kampanye Gerindra. Di sinilah kematangan sebagai pemimpin diuji,” kata Ray Rangkuti, Direktur Lingkar Madani (Lima).

Penjelasan di atas meja dengan argumentasi yang logis dan ilmiah itulah yang dibutuhkan oleh seluruh organisasi.

Inilah ciri perubahan zaman. DIALOG kata dunia kita sekarang. Tanda perubahan ini sudah terlihat di seluruh dunia. Walaupun penentangnya juga semakin terlihat, kalau saya mengatakan ini adalah ’rontaan sekarat’ kekuatan lama, atau kekuatan ’reaksioner’ kata Ray Rangkuti. Contoh lain kekuatan lama (’reaksioner’) ini seperti digambarkan oleh Putin di bagian lain dunia, dan di sini digambarkan oleh PPP SDA yang mengambil jalan pintas dan gampang tanpa dialog atau musyawarah dengan anggota/pimpinan organisasi PPP.

‘Musyawarah dan gotongroyong’ ada dalam pepatah tua negeri ini. Itulah DIALOG, kata dunia sekarang. Musyawarah dan gotong royong adalah darah daging way of thinking orang Indonesia, seluruh Indonesia, semua daerah dan kultur sejak zaman primitif, sebelum lahirnya kekuasaan. Orang Karo menamainya dengan istilah runggu rakut sitelu.

Filsafat hidup yang mulia ini pada era kekuasaan terutama kekuasaan kolonial dan terutama sekali pada era kekuasaan brutal Orba, musyawarah dan gotongroyong menjadi ’kabur’, rakyat merasakan bukan aslinya lagi, karena ketakutan dan paksaan. Tetapi, dengan runtuhnya kekuasaan brutal ini dan maraknya perkembangan kebebasan/demokrasi seluruh dunia, semangat musyawarah dan gotongroyong di Indonesia seperti lahir kembali. Sekarang, dunia masih dalam tingkat tinggal ’melayani’ sisa-sisa atau rontaan sekarat kekuatan lama.

Rakyat sudah bisa melihat kelahiran kembali, dan mulai dengan musyawarah dan gotong royong seperti aslinya sejak era primitif.

Seperti halnya juga suku Karo sudah melihat kelahiran kembali Karo sebagai Karo yang sudah ada sejak 7.400 tahun lalu dengan ’runggu rakut sitelunya’ (musyawarah rakut sitelu), dan lahir kembali dengan lahirnya gerakan pencerahan KBB dalam prinsip runggu (musyawarah, DIALOG) demi perkembangan serta kemajuan Karo, kultur dan daerahnya, demi perkembangan Indonesia, dan demi kedamaian serta keadilan seluruh dunia.

The Renaissance of Musyawarah dan Gotong Royong Indonesia dan dunia pada abad 21 sudah dalam kenyataan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.