Kolom Boen Syafi’i: SUKU YANG TEGAS DAN LUGAS

Dalam sebuah dengar pendapat bersama DPRD Kaltim, seorang tetua adat Suku Dayak dengan tegas mengatakan mereka saat ini sudah ada di Jakarta mencari keberadaan Edy Mulyadi. Dia jadi buronan utama warga Kalimantan.Tegas, itulah kesan yang bisa kita ambil dari saudara kita Suku Dayak.

Tanpa banyak retorika.

Tanpa banyak berkata-kata, tanpa banyak pertimbangan ewuh pakewuh, mereka nglurug alias mendatangi langsung si pelaku penghinaan terhadap warga Kalimantan. Bagi mereka, musuh tidak dicari. Namun kalau sudah berani menyenggol, sampai mati pun akan mereka satroni.

Tak peduli si musuh berada di wilayahnya sendiri. Karena semua itu demi harga diri. Dan muaranya tentu saja demi mempertahankan kebudayaan yang dimiliki.

Tanpa bermaksud menafikan pihak kepolisian maupun pemangku kebijakan dalam hal ini Pemerintah, sikap yang diambil Suku Dayak ini seharusnya bisa menjadi contoh suku-suku lain dalam hal membela harga dirinya. Mengingat, politik di negara kita ini serba ruwet.

Pemerintah sepertinya tak berdaya jika sudah berhadapan dengan gerombolan pengacau kebhinekaan, khususnya imigran beserta para gedibalnya. Jadi, langkah yang diambil oleh Suku Dayak dengan inisiatif mencari sendiri si Edy Mulyadi sudah sangat tepat.

Dengan mencari sendiri si pelaku penghinaan, maka pressure terhadap para penegak hukum, khususnya Pemerintah bakal semakin tinggi. Semakin besar pressure, semakin cepat pula si pelaku diproses sesuai dengan hukum positif yang ada di negara ini.

Memang sudah seharusnya, membela Tanah Air dan tanah kelahiran itu harus secara totalitas. Tak peduli nyawa taruhannya, yang penting pesan “ancaman” untuk para penghina tersampaikan secara nyata.

Andai si keturunan yaman Fahmi Alkatiri yang menghina leluhur Nusantara kemarin Di Edy Mulyadi, kan? Pasti imigran-imigran lain bermulut sampah itu akan berpikir seribu kali untuk merendahkan Nusantara kita.

Tegas dan tidak ada kompromi jika sudah menyangkut harga diri tanah kelahiran, bangsa beserta kebudayaan milik Suku Dayak. Sepertinya akan menjadi trend setter bagi suku-suku bangsa lainnya di masa depan.

Ah, nasibmu Di Edy? Saat garang memaki-maki Prabowo hingga Jokowi, partaimu dengan bangga menyebut kau ini kadernya. Namun, saat congormu offside, jangankan si Dayat Nur Wahid, si Mardani pun enggan membela.

“Idy Milyidi? Ih nijis trilili..”

Salam Jemblem..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.