Kolom Eko Kuntadhi: KORBAN PERTAMA PERDA SYARIAH ADALAH PEREMPUAN

Entah kenapa, jika bicara Syariah perempuan selalu ditempatkan jadi objek yang harus diatur secara detil. Soal pakaian. Soal cara bergaul. Bahkan di Aceh perempuan yang kedapatan nongkrong di warung kopi semeja dengan cowok yang bukan suaminya akan dikenakan hukuman. Bukan cuma itu. Meskipun perempuan Aceh sudah berjilbab, tetapi menggenakan blue jeans yang ketat, tetap juga…

Baca selengkapnya

Kolom Nisa Alwis: ADAT dan AURAT

Sesaat setelah posting foto para ibu semangat berkebaya, muncul sebuah status dengan background merah menyala milik seorang kawan lama. Begini bunyinya: “Dulu masih santri berhijab leher tidak kelihatan. Eee sekarang sudah jadi emak-emak berhijab pamer leher. Waras antunna?” Cukup banyak juga yang melike dan mengkomennya, antara lain ada yang menulis: “santri gadungan”. Merdu bukan?!

Baca selengkapnya

Kolom Boen Syafi’i: KALAU MAU SYARIAT KHILAFAH TENTU BUNG KARNO SUDAH MENERAPKANNYA

“Bagaimana caranya HTI itu mengganti idiologis Pancasila?” kata Si Kamvret yang nyamar mencintai budaya bangsa sambil mengenakan blangkon. Weladalah, pertanyaan ini sama seperti pertanyaan seorang jomblo yang bertanya kepada temannya yang sudah beristri: “Bagaimana istrimu ko perutnya bisa membuncit? Telah kamu apakan?”

Baca selengkapnya

Kolom Darwono Tuan Guru: MUDIK LEBARAN vs SILATURRAHMI FITRI

Sungguh apresiasi setinggi-tingginya bagi saudara-saudara kita yang begitu antusias berani menanggung resiko apapun, utamanya kemacetan, melakukan perjalanan silaturrahmi ke sanak famili di daerah asalnya. Ketika di sosial media ada pihak yang mencoba mengkonfrontasi sibuk perjalanan silaturrahmi dengan fokus ibadah di sepuluh hari terahir, penuls coba luruskan persepsi mereka.

Baca selengkapnya