TARIGAN AKHIRI HIDUP DI POHON COKELAT — Setelah Diabetes Tak Kunjung Sembuh

IMANUEL SITEPU. STM HILIR — Warga Dusun III Pamah, Desa Penungkiren (Kecamatan STM Hilir, Kabupaten Deliserdang) mendadak heboh hari ini [Selasa 17/11: sekira pukul 07.30 Wib]. Salah seorang warga bernama Piara Tarigan Silangit (61) ditemukan tewas gantung diri dengan seutas tali kambing pada sebatang pohon cokelat tidak jauh dari ladangnya.

Ngongkos Ginting (73) adalah orang pertama yang menemukan korban.

Pagi itu, Ngongkos Ginting berencana menyadap nira (Karo, ngeria) yang menjadi pekerjaannya sehari-hari. Saat dia melintas menuju gubuknya, Ngongkos Ginting yang masih keluarga dekat dengan korban melihat tubuh Piara Tarigan sudah dalam posisi tergantung.

Ngongkos Ginting langsung mendekati tubuh korban dan memanggil namanya. Karena korban tidak menyahut dan memastikan korban sudah tewas, Ngongkos Ginting segera ke rumah memberitahu warga.

“Korban tergantung tak jauh dari belakang gubuk saya. Begitu kulihat, aku langsung mendekat dan memanggil-manggil namanya. Karena tidak ada sahutan, aku lalu memberitahu warga,” katanya.

Warga langsung heboh begitu nengetahui Piara Tarigan tewas dengan cara gantung diri. Tak lama berselang, Kapolsek Talun Kenas bersama Kanit Reskrim beserta anggota, dokter Puskesmas Talun Kenas dan Tim Inafis Polresta Deliserdang tiba di lokasi kejadian guna melakukan penyelidikan dan olah TKP.

“Dari hasil olah TKP, tidak ada tanda-tanda penganiayaan pada tubuh korban. Menurut keterangan keluarga, korban mengidap diabetes selama ini dan luka pada salah satu kakinya yang tak kunjung sembuh,” kata Kanit Reskrim Polsek Talun Kenas (Iptu Hendri Gintjng) ketika ditemui reporter Kahe Kolu di lokasi kejadian.

Ginting menambahkan, kuat dugaan korban mengalami depresi lalu mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Pihak keluarga sudah membuat surat pernyataan meyakini korban murni tewas karena gantung diri.

Sementara dari hasil penelusuran di kediaman korban di Dusun III Pamah Desa Penungkiren (Kecamatan STM Hilir), sebelum tinggal bersama cucunya bernama Eikel (16), almahum Tarigan selama ini tinggal sendiri. Istrinya sekira setahun lalu sudah meninggal. Dia memiliki 2 anak.

Putrinya tertua sudah menikah dan tinggal di Dataran Tinggi Karo. Putranya juga sudah berkeluarga tinggal di Kalimantan. Selain bekerja sebagai petani, selama ini almarhum memiliki pekerjaan sampingan jual beli kambing.

“Korban terkenal ramah dan pintar bergaul. Dia juga sangat dekat dengan siapa saja, termasuk anak-anak. Makanya kami tidak menyangka dia mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri,” kata sejumlah warga.

Menurut warga setempat, dalam sepekan terakhir, korban memang terlihat jarang keluar rumah.

“Paling beliau keluar hanya minum ke warung. Mungkin karena bengkak pada kakinya sehingga korban enggan keluar rumah,” kata warga lagi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.