Tawuran, Trend Negatif Pelajar Indonesia: Apa yang bisa kita lakukan? (Bagian 2)

Dr.Lahargo Kembaren SpKJ (Psikiater RS Jiwa Dr. H. Marzoeki Mahdi, Bogor)

Upaya Mengatasi Tawuran

1. Pelajar sendiri perlu mengisi waktu luangnya dengan kegiatan yang lebih bermanfaat, Seperti  mengikuti kegiatan kursus, berolahraga, mengikuti kegiatan ekstrakulikuler, dll.

lahargo 9
Kegiatan penghijauan yang dilakukan oleh para pelajar SMP di Daerah Sipitu Kuta Tongging (Karo Gugung)

2. Lingkungan keluarga dapat melakukan pencegahan terjadinya tawuran, dengan cara:
a. Mengasuh anak dengan baik.

– Penuh kasih sayang

– Penanaman disiplin yang baik

– Ajarkan membedakan yang baik dan buruk

– Mengembangkan kemandirian, memberi kebebasan bertanggung jawab

– Mengembangkan harga diri anak, menghargai jika berbuat baik atau mencapai prestasi tertentu.

b. Ciptakan suasana yang hangat dan bersahabat: Hal ini membuat anak rindu untuk pulang ke rumah.

c. Meluangkan waktu untuk kebersamaan. Orangtua menjadi contoh yang baik dengan tidak menunjukan perilaku agresif, seperti: memukul, menghina dan mencemooh.

d. Memperkuat kehidupan beragama. Yang diutamakan bukan hanya ritual keagamaan, melainkan memperkuat nilai moral yang terkandung dalam agama dan menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari.

e. Melakukan pembatasan dalam menonton adegan film yang terdapat tindakan kekerasannya dan melakukan pemilahan permainan video game yang cocok dengan usianya.

f. Orangtua menciptakan suasana demokratis dalam keluarga, sehingga anak memiliki keterampilan sosial yang baik. Kegagalan remaja dalam menguasai keterampilan sosial akan menyebabkan ia sulit meyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Sehingga timbul rasa rendah diri, dikucilkan dari pergaulan, cenderung berperilaku normatif (misalnya, asosial ataupun anti-sosial).Bahkan lebih ekstrem biasa menyebabkan terjadinya gangguan jiwa, kenakalan remaja, tindakan kriminal, tindakan kekerasan, dsb.

3. Sekolah juga memiliki peran dalam mengatasi pencegahan tawuran, diantaranya:

a. Menyelenggarakan kurikulum Pendidikan yang baik adalah yang bisa Mengembangkan secara seimbang tiga potensi, yaitu berpikir, berestetika, dan berkeyakinan kepada Tuhan.

b. Pendirian suatu sekolah baru perlu dipersyaratkan adanya ruang untuk kegiatan olahraga, karena tempat tersebut perlu untuk penyaluran agresivitas remaja.

c. Sekolah yang siswanya terlibat tawuran perlu menjalin komunikasi dan  koordinasi yang terpadu untuk bersama-sama mengembangkan pola  penanggulangan dan penanganan kasus. Ada baiknya diadakan pertandingan  atau acara kesenian bersama diantara sekolah-sekolah yang secara  “tradisional bermusuhan” itu.

d. Sekolah sebaiknya menyelenggarakan pelatihan tentang “life skill” yaitu bagaimana seorang remaja atau pelajar dapat mengatasi tekanan-tekanan dalam kehidupannya dan memiliki “problem solving” yang baik dalam setiap masalah yang dihadapinya.

4. LSM dan Aparat Kepolisian

LSM dapat melakukan kegiatan penyuluhan di sekolah-sekolah mengenai dampak dan upaya yang perlu dilakukan agar dapat menanggulangi tawuran. Aparat kepolisian juga memiliki andil dalam menanggulangi tawuran dengan cara menempatkan petugas di daerah rawan dan melakukan razia terhadap siswa yang membawa senjata tajam (HABIS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.