TIDAK SIAP

Oleh: Penatar Perangin-angin (Jambi)

Persoalan paling mendasar bagi kebanyakan orang di negeri ini adalah “tidak siap”. Salah satu yang menjadi bukti kuat bahwa banyak yang tidak siap adalah mudahnya menyulut perbedaan menjadi sebuah peperangan nyata dengan mengatasnamakan keyakinan. Semakin banyak pula orang yang kita kenal bahkan dekat dengan kita perlahan menjadi jauh, asing dan inklusif.

Tidak ada lagi obrolan hangat, bahasa-bahasa genit dan candaan-candaan kaum muda yang ambisius. Impian-impian muda kaya dan terkenal kian terkubur dan dikafani dwngan penampilan-penampilan gamis yang cingkrang dan berjenggot. Tidak adalagi tawa canda sembari seruput kopi.

Semua sudah tergantikan dengan cara makan yang tidak lazim dan setelahnya mencungkil gigi dengan siwak. Sesuatu yang tidak pernah kita kenal sebelumnya, tidak ada lagi diskusi saling bertukar fikiran dan informasi. Tersisa hanyalah khotbah tak berkesudahan. Seolah-olah kita adalah orang yang perlu diinsafkan dalam kesadaran kita.

Mendadak menabi, urusan dunia seolah tidak berguna. Yang ada menjadi menderita. Perjalanan berbulan-bulan meninggalkan keluarga, menjadi ego hanya untuk surga.

Hari ini, sudah banyak sahabat yang hilang jiwanya. Ia bukan lagi yang kita kenal dulu. Tadi bertambah lagi sahabat yang hilang walau sebenarnya jasatnya masih ditemukan. Dan, saya yakin, esok lusa akan lebih banyak lagi sahabat dan saudara yang juga hilang di tengah-tengah kita.

Dunia ini mulai terasa hambar karena banyaknya informasi yang diterima, namun …. kita tidak siap.





Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.