Liputan NABILA FAHRIANI PANE (Medan)
Dalam rangka memberdayakan komunitas melalui inovasi berkelanjutan dan pelestarian budaya, mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) meluncurkan program “Eco-empowered Community: Peningkatan Kapabilitas PKK Desa Ndeskati melalui Waste to Value Pemanfaatan Limbah Kulit Kopi pada Batik Aksara Karo.” Program yang berlangsung selama empat bulan ini didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, BELMAWA, hingga Universitas Sumatera Utara.
Tujuan utamanya adalah meningkatkan kemampuan ibu-ibu anggota PKK Desa Ndeskati.
Dalam program ini, anggota PKK Desa Ndeskati dilatih mengolah limbah kulit kopi menjadi pewarna alami yang digunakan dalam pembuatan batik. Inisiatif ini tidak hanya memperkenalkan keterampilan baru dalam seni membatik,tetapi juga berfokus pada rekonstruksi dan pelestarian aksara Karo yang unik.
Proses pelatihan mencakup mulai dari pengenalan dasar aksara Karo, teknik melilin, hingga pewarnaan dengan bahan alami. Penggunaan limbah kulit kopi sebagai pewarna alami adalah bagian dari pendekatan “waste to value,” yang bertujuan untuk mengurangi limbah dan meningkatkan nilai tambah produk lokal.
Program ini berhasil menunjukkan bagaimana limbah organik dapat diubah menjadi sumber daya berharga yang mendukung ekonomi kreatif dan ramah lingkungan. Peserta pelatihan, seperti Ibu Wadaria, mengungkapkan kegembiraan dan kebanggaannya, “Program ini memberikan kami kesempatan untuk belajar sesuatu yang baru dan berguna. Selain mengurangi limbah, kami juga bisa berkontribusi dalam melestarikan budaya Karo.”
Sementara itu, Ibu Dilla menambahkan, “Sebelumnya, kami tidak pernah membayangkan bahwa limbah kulit kopi bisa dimanfaatkan sedemikian rupa. Ini benar-benar membuka mata kami tentang banyaknya peluang yang ada di sekitar kita.”
Dengan keberhasilan program ini, Desa Ndeskati (Kecamatan Naman Teran, Kabupaten Karo) (Karo Gunung-gunung) diharapkan dapat menjadi pusat pelatihan dan produksi batik berbasis pewarna alami, serta menjadi model bagi desa-desa lain yang ingin menerapkan konsep serupa dalam pemberdayaan ekonomi kreatif dan pelestarian budaya.
Melalui langkah-langkah ini, program “Eco-empowered Community” tidak hanya memberikan dampak ekonomi positif tetapi juga mempromosikan pelestarian budaya yang berkelanjutan.
Tim Pelaksana Program:
- Nabila Fahriani Pane
- Muslih Arridho
- Inayah Ananda Devira
- Aurellia Putri
- Rebekka Margarettha Sitorus
Dosen Pendamping: Dr. Sri Alem Sembiring MSi
Instagram: ttps://www.instagram.com/ecoempowered.ndeskati/