Kolom Joni H. Tarigan: TRANSPORTASI UMUM DAN JIWA GOTONG ROYONG (Iraha ka Garut, jang?)

Ridwan Kamil, sang Insinyur Jawa Barat, bergerak begitu cepat membenahi Jawa Barat. Kalimalang, reaktivasi jalur kereta api yang lama, revitalisasi alun-alun setiap daerah, Jabar Quic Response, percepatan Citarum Harum, serta banyak program lainnya.  Saya pribadi sangat antusian melihat sifat insinyur RK ini tidak mati, bahkan sangat mekar, serta inilah yang sangat diperlukan. Datang, lihat, dan selesaikan masalah.

Di tengah gerakan Pemprov JaBar yang gesit, kabar duka datang dari persepakbolaan Indonesia.

Seorang supporter meninggal dunia di luar Stadion Gelora Bandung Lautan API. Kejadian duka ini terjadi di wilayah Ridwan Kamil (Lihat di SINI). Ridwak Kamil sendiri sudah menghimbau agar bobotoh menjaga kondisi yang aman, bahkan ada niat RK untuk undang Anies Baswedan, karena Persib bertanding melawan Persija (Lihat di SINI atau di SINI). Nyawa sudah melayang. Semua kita tentu sangat berduka atas kejadian yang bukan pertama kali ini.

Kita tentu tidak bisa terus berlarut dalam duka, dan menghentikan kelihatannya akan sangat merugikan kita semua. Menyikapi kondisi ini,  kita semua tentunya harus bersatu mencari solusi bersama. Kita harus kembali ke jiwa Gotong Royong kita, bukan menjadi jiwa yang saling menodong.

Foto: Ayo_Cerita2

Kondisi tranportasi, menurut saya, menjadi salah satu yang  berkontribusi dalam mempengaruhi perubahan Jiwa Pasundan yang lembut, menjadi brutal (pelaku yang mengeroyok korban supporter Persija tidak terbantahkan sebagi bukti kebrutalan ini). 

Pengalaman saya pribadi ketika mengendarai motor di jalan raya, rasanya kita manusia ini bukanlah lagi mahluk sosial yang saling berbagi. Semua orang menjadi egois; kata- kata kasar, saling hujat. Amarah begitu mudahnya meledak. Pengendara mobil pribadi tidak kalah egois. Klakson yang super nyaring, serta menyerobot dengan beringas adalah pemandangan biasa di jalanan yang macet. Tranportasi pribadi rasanya membuat masyarakat menjadi individualis nan egois.

Pengembangan transportasi umum yang mampu membuat interaksi antara banyak para anggota masyarakat akan sangat membantu mengembalikan kelembutan Pasundan.

Pernah suatu ketika saya memberikan uang jajan kepada seorang kakek dari Garut. Ketika itu di DAMRI saya melihat seorang kakek membawa jajanan, dan kami beridiri bersama. Kakek itu cerita kalo jajanan itu untuk cucunya di Garut. Saya spontan merogoh dompet dan menyerahkan selembar uang Rp. 50.000, dan memberikannya ke kakek yang sayang cucu itu.

“Pak, tolong belikkan buku atau mainan untuk cucunyanya. Titip salam ke cucunya agar selalu ceria,” kataku.

Setahun kemudian, saat bekerja, saya menerima telpon dan menanyakan “Iraha ka Garut, jang?“ (Kapan ke Garut, nak?)  Setelah bertanya beberapa kali, sayapun jadi ingat interaksi kami di DAMRI setahun sebelumnya. 

Pengalaman inilah yang mengingatkan saya bahwa manusia itu memang mahluk sosial, akan tetapi rasa sosial itu perlu diasah dan dijaga. Merawat rasa sosial itu perlu dilakukan dengan aktifitas yang memungkinkan interaksi satu dengan yang lain. Interaksi ini sangat sulit dilakukan jika mayoritas warga menggunakan kendaraan pribadi. Kita butuh tranportasi  massal agar semakin warga sering berinteraksi satu dengan yang lain.

Antar daerah kita memerlukan transportas berbasis rel. Di dalam satu daerah kita memerlukan perpaduan bus dan berbasis rel.  Jika ini bisa terwujud,  tentu transportasi ini akan sangat membantu kita mahluk sosial kembali lagi menjadi mahluk sosial sejati. Traportasi umum dapat mengembalikan jiwa kita menjadi JIWA GOTONG ROYONG.

Melihat kebijkan RK saat ini, sebagai Gubernur Jawa Barat, program-program unggulannya mayoritas mengarahkan interaksi masyarakat yang lebih baik lagi. Tranportasi, Lingkungan, Lapangan Terbuka, semuanya mendukung terbentukanya interaksi yang lebih baik lagi di Jawa Barat.  Selain itu, semoga RK dan jajarannya juga menyentuh pendidikan, terutama pendidikan usia dini di Jawa Barat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.