Kolom Darwono Tuan Guru: Trisatya dan Dasa Dharma Pramuka (Terkenang Jamnas 1977 Sibolangit)

Darwono Tuan GuruKiprah pertamaku di Pramuka dimulai saat kelas 2 SD bergabung di SAKA Taruna Bumi. Latihannya di depan rumah dinas Direktur PG Jatibarang Brebes yang sekarang dijadikan obyek wisata Besaran di depan Pabrik Gula Jatibarang Brebes, dilatih oleh Pak Naryo, Seorang Guru SD.

Mengikuti perkemahan pertama saat Kelas 4 SD sekitar 45 tahun lalu. Waktu itu masa sulit sehingga sekolah tidak memiliki tenda untuk kemah. Jalan keluarnya adalah membuat tenda dari kain (tapih, jarit) yang biasa dipakai ibu. Setiap anggota regu membawa satu kain, lalu disatukan dengan dijahit tangan agar mudah dilepas lagi. Tenda tenda dari kain itu tentu tetihat warna warni, bagi kami terasa Indah.

Tragisnya, malam itu hujan bedar, sehingga jahitan tenda terlepas dan air masuk ke dalam dimana kami tidur beralaskan tikar. Karena suasana tidak memungkinkan maka kami ahirnya tidur di ruang kelas. Meski demikian, pada hari Pramuka tahun berikutnya, kami ikut berkemah lagi. Saat ini satu kecamatan, bertempat di lapangan sepak bola milik pabrik gula dimana saya sering diajak ayah menemani beliau latihan sepak bola bersama team kesebelasan sepak bola itu.

Hujan kembali melanda bumi perkemahan semalaman. Namun, karena tidak terlalu besar, kami masih bertahan tinggal dj tenda sampai pagj sehingga kami tidak dapat menyiapkan makan pagi. Untungnya, pembina kami Bpk. Mashuri (Allah yarham) pagi-pagi menjenguk kami dengan membawa jalabia (spt. donat dari ketan dengan dilapisi gula jawa) masih hangat dan mak nyus !

Dari Pak Mashuri pembina Pramuka di SD Jatibarang Lor 1 inilah kami belajar karakter seorang Pandu. Satu kalimat lengkap yang masih penulis ingat adalah: “Kalau sudah pakai kojarsena (seragam Pramuka) lengkap dengan asduk (dasi Pramuka) tapi ada orang jatuh tidak menolong, maka itu bukan Pramuka.” Pikiran saya saat itu memahami jadi Pramuka ya harus siap menolong.

Keterlibatan aktif di Pramuka terus dilakukan hingga di bangku SMA. Ada momen pramukamenarik saat SMP yakni untuk menyambut Jambore Nasional di Sibolangit (Jamnas Tahun 1977, red.). Kami yang saat itu sudah Penggalang menyelenggarakan Itajamnas, ikut serta Jambore Nasional. Seluruh siswa di SMP Negeri 2 Brebes berkemah di lapangan pabrik gula Banjaratma. Pas Jurit malam masuk di kuburan untuk diuji mental kami. Walaupun sudah tahu kalau ada apa-apa itu sekedar permainan, tetapi pas ada pcong yang tiba-tiba nongol tetap saja ketakutan dan lari tunggang langgang. Akibatnya, kaos kaki sepak bola ayah entah lari ke mana sebab waktu masuk kuburan sepatu dan kaos kaki harus dicopot.

Saat menjadi guru, karena Pramuka adalah eksschool wajib di SMA Islam Bumiayu, maka semua guru adalah pembina Pramuka, meski pun pelatih gugus hanya beberapa orang. Sebagai pembina Pramuka, penulis tekankan perlunya jiwa Pramuka dihayati dan diamalkan, sebagaimana yang ditekankan oleh Pak Mashuri, guru SD kami.

Salam Pramuka.

 

Catatan dari redaksi: Kebetulan pula Pemimpin Umum Sora Sirulo (Juara R. Ginting) adalah Komandan Gugus Depan 235/ 236 yang turut serta dalam Jambore Nasional 1977 di Sibolangit. Dia mengucapkan: SALAM PRAMUKA.







Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.