Kolom W. Wisnu Aji: TUMBANGNYA CALON PETAHANA — Pintu Masuk Runtuhnya Dinasti Demak

Berkat bersatunya seluruh potensi kerakyatan bergerak bersama demi tahapan runtuhnya dinasti di Demak, dibuangnya calon petahana Demak dalam kontestasi Pilkada Demak 2020, menjadi capaian yang membanggakan bagi seluruh akyat Demak. Dengan tumbangnya calon petahana sebelum bertanding, menjadi jalan terang runtuhnya dominasi dinasti politik di Demak.

Mungkin inilah pertanda alam bahwa siklus hegemoni politik akan runtuh lewat gerakan kerakyatan.

Gerakan yang dipelopori oleh seluruh potensi kerakyatan telah membuat kepanikan tersendiri dari Dinasti Londo Ireng dalam mengatur strategi. Bahkan dengan tumbangnya calon petahana menjadi motivasi semangat tersendiri bahwa, jika kekuatan Rakyat Demak serentak bergerak, dinasti politik di Demak mampu dibuat panik lewat manuver-manuvernya yang kayak jurus mabuk takut kalah dalam kontestasi.

Dukungan terhadap sosok figur Mugi Hebad yang terus menggelinding deras membuat koalisi besar yang dibangun Dinasti Londo Ireng serasa kurang percaya diri. Akhirnya terbukti sudah bahwa, ketika rakyat melakukan gerilya politik secara solid, Dinasti Politik Demak yang katanya punya kekuatan besar mampu dibuat goyah dan kurang percaya diri terhadap calon yang diusungnya.

Gerakan gerilya rakyat menjemput takdir perubahan lewat simbol Mugi Hebad sebagai martir pendobrak perubahan telah mampu bikin koalisi besar Londo Ireng merasa tidak ada apa- apanya.

Ketangguhan Mugi Hebad yang didukung seluruh komponen rakyat telah mampu menggerakkan Rakyat Demak tanpa disuruh, hanya demi menciptakan sejarah besar runtuhnya dinasti keserakahan yang terlalu lama mengendalikan kekuasaan di Demak.

Ditambah lagi bahwa Pilkada Demak sangat angker untuk figur perempuan dan figur petahana kalau prestasinya biasa-biasa saja. Bisa dipastikan mudah ditumbangkan dalam momen Pilkada Karena pengalaman Endang dan Dakirin adalah bukti angkernya Pilkada Demak yang berhasil menumbangkannya karena efek prestasinya biasa-biasa saja.

Walaupun nantinya digrojok milyaran, demi membeli suara Rakyat Demak, hasilnya ibarat kayak menggarami lautan. Apalagi untuk Pilkada Demak 2020, rakyat sudah terlanjur cocok dengan figur Mugi Hebad yang dinilai sebagai martir pendobrak perubahan.

Mugi Hebad merupakan representasi pemimpin wong cilik yang siap selalu hadir untuk rakyatnya. Mugi Hebad terus mendapatkan simpati rakyat efek positif dari berbagai tempaan rintangan dan halangan yang harus dialami Mugi Hebad saat ingin bersinergi dengan rakyat. Demi menghadirkan keberpihakan secara nyata bagi seluruh rakyat.

Mugi Hebad merupakan simbol perjuangan rakyat, demi mencegah kekuatan dinasti keserakahan yang ingin menjadikan kekuasaan Demak sebagai ajang piala bergilir dari trah kekuasaannya. Mugi Hebad merupakan representasi simbol pemimpin wong cilik yang bisa jadi teladan bagi generasi milenial. Bahwa untuk jadi bupati, tidak harus dari trah keturunan Dinasti Politik Demak.

Mugiyono yang perjalanan hidupnya mirip Pakdhe Jokowi yang harus tertatih-tatih menaklukkan kemiskinan, menghadapi berbagai rintangan, halangan, ditempa berbagai cobaan sehingga akhirnya bisa berjuang bersama rakyat untuk menghadirkan perubahan. Mugiyono tidak dininabobokkan oleh berbagai fasilitas kayak anak trah dinasti, sehingga Mugiyono mampu memahami jeritan rakyat dengan segala pahit getirnya.

Mugiyono ditempa berbagai rintangan seperti rakyat kebanyakan. Simpati rakyat akan terus mengalir pada figur Mugi Hebad hingga arah tujuan menjemput takdir perubahan segera dapat diwujudkan. Rakyat Demak akan terus bergerak dalam gerilya rakyat menjemput takdir perubahan.

Bergerak memenangkan Mugi Hebad akan menjadi sejarah tersendiri bagi rakyat ketika simbol keserakahan berhasil diruntuhkan lewat kekuatan rakyat dengan cara konstitusional, melalui momentum Pilkada Demak 2020. Maka sangat membanggakan ketika seluruh rakyat berbondong-bondong di momen Pilkada hanya satu narasi besar: “Runtuhnya Simbol Keserakahan di Demak.”

Kalau kalian mau jadi bagian dari sejarah penting bagi perubahan Demak, hanya Mugi Hebad pilihan tepat jadi martir sejarah perubahan Demak. Karena Pilkada Demak bukan ajang piala bergilir hanya untuk trah keturunan dinasti, tapi pemimpin yang berasal dari kekuatan potensi kerakyatan. Hanya lewat Mugi Hebad bikin rakyat Demak bergerak.

Salam waras Mugi Hebad pemimpin peduli wong cilik….

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.