Kolom M.U. Ginting: Undur Dirinya Nigel Farage

M.U. GintingKemarin dulu [Senin 4/7], Nigel Farage mengumumkan pengunduran dirinya dari Ketua Partai UKIP, partai yang memenangkan Brexit. Alasannya, terutama secara pribadi, katanya dia sudah berhasil mengembalikan Inggris ke pangkuan orang Inggris dari penguasa UE.

“Saya sendiri mau kembali ke kehidupan saya,” katanya.

Cita-citanya katanya hanya itu saja, dan selebihnya menyerahkannya kepada yang lain untuk memimpin UKIP yang sudah jadi parti nomor 3 di Inggris. Dia juga mengatakan bahwa kita masih akan menyaksikan negeri terakhir yang keluar dari UE. Ini tentu mengingatkan efek domino Brexit itu.

Perkembangan partai-partai nasional ini sama dengan nation-nation lainnya di Eropah. Partai nasionalis ini sudah jadi partai nomor 3 besarnya di tiap negeri. faragePerubahan ini memang luar biasa, tak ada yang menduga sama sekali, terutama dari golongan penentang gerakan nasional ini. Abad lalu gerakan ini masih disamakan dengan gerakan nazi (nasional) Jerman Hitler, tetapi Abad 21 pikiran menyamakan ini sudah hilang atau tak berani lagi keluar di depan publik, terlalu menyolok dan ’berbahaya’ bagi penentang kepentingan nasional tiap nation.

Yang sangat menarik dari kelakuan penentang nasionalisme ini ialah mereka ini tak berani terbuka dan terus terang, tak berani mengatakan di atas meja pendapat dari dua belah pihak. Ketika Farage diejek di Parlemen Inggris, di TV-kan dan disiarkan ke seluruh dunia dan dirilis oleh semua TV Eropah hanya sindiran orang itu, tetapi tak pernah ditunjukkan apa jawaban dari Farage sendiri.

Mengapa mereka takut? Semua orang waras dari semua negeri tentu tahu jawabannya. TAKUT DITELANJANGI! Kira-kira sama dengan pengertian terorisme di Eropah, tak ada yang tahu bahwa terorisme adalah buatan AS global hegemony world power neolib. Itulah peranan masif media berkuasa di Eropah, masih bisa membentuk opini umum yang sesuai dengan kehendak ’global hegemony’ neolib ini.

Begitu juga dengan jawaban Farage ketika diejek itu, tak ada yang tahu karena tidak ditayangkan. Pemerintahan ’kiri’ di Eropah juga adalah buatan pemrakarsa kiri dunia. Apa itu gerakan ’kiri’ dunia bisa diketahui lengkap dari tulisan Prof. Kevin MacDonald dalam Trilogynya. Salah satu yang berlaku juga dalam hal ini (imigrasi) ialah, seperti dikatakan oleh MacDonald: ”They are welcome but they should not be able to remake society in their own image.

Ini berlaku bagi tiap pendatang ke daerah lain atau negara lain. Ini sangat tak disukai oleh penentang Brexit, dan secaran daerah soal ini berlaku juga bagi daerah Karo di Indonesia! Frank Salter malah bilang ’open border immoral’.

Mengapa hal ini (menyiarkan pendapat sepihak saja) tak terjadi di Indonesia?

Manusia Indonesia pada dasarnya adalah manusia jujur, sesuai dengan tradisi dan kultur tua negeri ini¸ sangat percaya akan kejujuran, keterusterangan dan keterbukaan. Manusia Indonesia percaya sungguh kalau tak berani membuka berarti ada yang digelapkan. Kalau tak berani taruh di atas meja berarti beraninya hanya di bawah meja, dan manusia Indonesia tak percaya sama orang gelap atau orang di bawah meja. Orang-orang ini dicurigai biar apapun alasannya selain terus terang di atas meja.




Orang Indonesia percaya dari pengalamannya juga bahwa pendapat dari banyak sudut pandang akan lebih mendekati kebenaran daripada hanya dari satu segi saja. Orang Indonesia percaya bahwa pendapat orang yang bertentangan juga akan memberikan pencerahan sebaliknya dan dengan begitu bisa diadu kebenarannya di depan publik. Kemungkinan yang akan lahir tak lain ialah solusi yang lebih mendekati KEBENARAN, karena ditinjau dari banyak segi, bukan hanya dari satu segi saja.

Belakangan banya diskusi dan debat soal Brexit di Eropah, di TV maupun di koran-koran. Apa yang sangat menarik untuk diperhatikan ialah bahwa diskusi/ dialog ini hanya ’bersih’ di kalangan penentang Brexit, tak ada seorangpun yang diundang dari pro Brexit untuk ikut bicara. Sungguh menarik memang melihat kelakuan begini sangat merata di Eropah diantara penentang Brexit itu. Jelas ini kalau menurut pandangan orang Indonesia sangat berat sebelah, karena kebenaran atau kalau ingin mendekati kebenaran haruslah ditinjau dari banyak segi pandang, atau terutama harus diikutkan sudut pandang yang berkebalikan. Dari situlah lebih besar kemungkinan mendekati kebenaran.

Kalau hanya sepihak, itu namanya kebenaran sepihak. Siapa yang butuh kebenaran sepihak? Ya itu orang-orang anti Brexit pro kapital besar bankir besar rentenir internasional neolib. Orang-orang ini hanya mau menyiarkan dan meluaskan berita sepihak! Dan ini sudah mereka lakukan lebih dari satu abad.

Indonesia lain, meninjau dari semua segi dan terutama dari yang bertentangan!








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.