Wabah Flue di Belanda

griepLORETA KAROSEKALI. AMSTERDAM. Saat ini di Belanda ramai dibicarakan tentang merebaknya wabah penyakit Influensa atau dalam bahasa Belanda disebut griep karena banyaknya korban penderita epidemi ini.

Kekhawatiran yang tinggi di Belanda terhadap penyakit yang di Indonesia dianggap biasa-biasa saja ini bukan tak beralasan. Penyakit ini bisa membuat penderitanya tak bisa melakukan apa-apa selama seminggu. Ini sangat mengganggu orang-orang Belanda yang umumnya pekerja dan, tentu saja, sangat tidak mengenakkan pula bagi para pemberi kerja karena banyaknya pekerja mereka yang tidak bisa hadir. Tidak ada pula alasan mereka memaksa pekerja yang mengidap influenza untuk hadir. Selain dianggap tidak manusiawi, malahan penderitanya dianggap tidak memikirkan orang lain bila datang bekerja karena dianggap sebagai penyebar penyakit.

Menurut Lembaga Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Belanda (RIVM), wabah flu tahun ini masih dapat dikatakan ringan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tercatat tahun 1 juta kasus flu sejak awal November 2014.

“Namun begitu, flu memang sering mengejutkan. Kita tidak bisa meramalkan apa yang terjadi untuk beberapa minggu ke depannya,” kata ahli virus Adam Meijer dari RIVM untuk menjelaskan bahwa wabah ini bisa saja mendadak merebak hingga angka kasusnya bisa mencuat tinggi tiba-tiba.

Jadi flu tahun ini tidak terlalu buruk?

“Tahun ini kasusnya lebih besar dari tahun lalu. Kami katakan epidemi ringan jika ada 51 atau lebih kasus flu per 100.000 penduduk. Minggu ini kita jatuh pada 142 kasus. Tapi, hanya setelah 200 korban flu kita menyebutnya epidemi besar. Apakah nanti mencuat kasusnya lebih tinggi lagi kita tidak bisa ramalkan,” kata Meijer.

Sejak beberapa tahun belakangan ini Belanda memberikan pelayanan gratis vaksinasi influensa bagi yang menginginkannya. Tujuan dari vaksinasi bukan hanya mencegah seseorang untuk tidak terjangkit penyakit ini tapi juga memperkecil penyebarannya dengan asumsi semakin tinggi jumlah penderitanya semakin besar potensi penyebarannya. Masalahnya dari vaksinasi ini adalah begitu banyaknya varian virus dari influensa akibat cepatnya virus ini bermutasi. Ada dugaan, salah satu varian yang mewabah sekarang ini di Belanda adalah yang tidak termasuk di dalam kombinasi vaksinasi yang diberikan.


[one_fourth]Ada tiga virus yang disatukan dalam satu vaksin[/one_fourth]

“Vaksin flu kali ini setengah tahun sebelumnya disusun oleh WHO. Ada tiga virus yang disatukan dalam satu vaksin. Salah satunya adalah virus H3N2 yang berada di sekitar kita sekarang. Ada dua virus lain yaitu H1N1 dan influenza B. Vaksinasi influenza tidak berarti menciptakan kekebalan optimal,” papar Meijer.

Kiranya masih banyak orang yang tidak mengetahui belum adanya satu pun obat yang dapat membunuh virus ini. Memang semua varian virus ini hidup dalam waktu beberapa jam saja tapi virus yang sama bisa bertahan di dalam tubuh kita lebih lama karena dia berkembang biak dengan memakan sel-sel tubuh kita. Mereka tidak bisa lagi berkembangbiak bila tidak lagi bisa memakan sel-sel tubuh kita. Vitamin C kadar tinggi dapat melindungi sel-sel tubuh dari serangan virus ini.

Flu menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Belanda karena banyaknya orang yang tinggal sendirian. Ketika penderita mengalami demam tinggi dia membutuhkan banyak minum air. Di pihak lain, penyakit ini juga menyebabkan orang malas bergerak dari tempat tidur. Tak adanya orang lain yang merawatnya membuat banyaknya orang yang tinggal sendirian terutama orang-orang berusia lanjut yang meninggal akibat flu.

Bukan flu secara langsung yang menjadi penyebab kematian tapi demam tinggi itulah yang bisa membawa mala petaka. Demam tinggi dapat dicegah dengan meminum banyak air terus menerus.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.