WARGA UJUNG SERDANG TOLAK LOKASI PENGUBURAN COVID-19

Laporan: Karl Sumagara

Tanjungmerawa (Deliserdang, Sumut)

Warga Petani Karo Hilir di Desa Ujung Serdang, Kecamatan Tajungmerawa (Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara) menolak rencana lokasi penguburan Covid-19 di wilayahnya. Penolakan ini dilakukan karena dianggap terlalu dekat dengan lahan pertanian dimana mereka melakukan aktifitas keseharian mencari nafkah.

Juga, menurut mereka, masih terlalu dekat dengan permukiman tempat tinggal mereka.

Situasi menjadi tegang saat kurangnya sosialisasi yang dilakukan Pemerintah setempat, namun tiba-tiba alat berat bekerja di lokasi. Ditambah aparat di lapangan yang rada cuek dan kurang memberi pencerahan kepada warga, bahkan lebih kepada meladeni perdebatan dan saling lempar tanggungjawab.

Bahkan dalam setiap aksi penolakan warga, tidak pernah terlihat unsur Pemeritahan setempat, sehingga menjadikan kondisi kian memanas dengan adu mulut antara warga dan aparat keamanan.

Dari lapangan juga didapat informasi kalau saat terjadi perdebatan adu mulut antara aparat yang terdiri dari unsur Kepolisian, TNI, Satpol PP, dsb dengan warga yang sebagian besar didominasi perempuan dan pernandén (kaum ibu Suku Karo), sempat terjadi pemukulan terhadap seorang remaja laki-laki yang dilakukan oleh aparat keamanan.

Padahal, warga hanya menuntut kejelasan dari pihak Pemerintah. Namun, hingga aksi yang dilakukan warga kemarin [Minggu 6/9] belum ada dari Pihak Pemerintah yang mau menemui warga dan memberikan penjelasan.

Sesusah itukah berbicara dengan Petani ini?

Semoga nanti saat menjelang pemilihan kam datang bak Sinterklas menemui warga Petani ini.

Seorang peserta aksi juga menuturkan keheranannya dijadikannya daerah itu lokasi kuburan Covid-19. Padahal untuk Kota Medan sekitarnya sudah ada lokasi Penguburan Covid-19 di Simalingkar yang posisi dan jaraknya hampir sama dengan Ujung Serdang ke Kota Medan.

Nggo kap lit kuburen Covid i Simalingkar. Uga maka Ujung Serdang énda ka pé bahan? Nggo kin dum sini i Simalingkar ndai?” kata seorang ibu warga setempat menuturkannya dalam Bahasa Karo kepada Sora Sirulo.

Mejuah-juah Indonesia!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.