ROSELINDA PURBA. HARANGGAOL. Haranggaol merupakan objek wisata kebanggaan Kabupaten Simalungun setelah Parapat.
Pada tahun 1980an, desa ini begitu kaya melalui hasil perkebunan cengkeh dan bawang yang terkenal kwalitasnya. Entah mengapa, hasil pertanian bawang dan cengkeh tidak bisa dipertahankan lagi pada saat itu karena penyakit dan hama pada kedua tanaman. Akibatnya, perekonomian masyarakat Haranggaol pun lumpuh.
Namun begitu, pada saat itu, objek wisatanya masih menjanjikan sebagai investasi wisata, terutama pada saat musim liburan sekolah. Pantai Danau Toba di Haranggaol banyak dikunjungi wisatawan lokal untuk menikmati segarnya air Danau Toba. Di sisi lain, penduduk setempat merasa resah pada saat itu mengingat hasil kebun cengkeh dan bawang sudah tidak menjanjikan lagi. Akhirnya, pada tahun 1990an, masyarakat mulai melirik danaunya sendiri dan akhirnya semua berubah. Yang tadinya danau itu baik untuk objek wisata, sekarang menjadi tempat mengembangkan keramba ikan di sepanjang pantai.
Lama kelamaan keramba itu menjamur bak bagai kompleks perumahan yang sangat padat apabila kita melihat dari atas. Keramba ikan mas dan ikan nila yang ada di pantai mengakibatkan pencemaran air Danau Toba dan aroma yang kurang sedap dari makanan ikan yang ditabur ke danau.
Bagi orang yang berkunjung ke desa ini, lihat saja sendiri, objek wisata Haranggaol tinggal kenangan. Selain transportasi menuju desa ini sangat minim, ditambah lagi jalannya rusak dan berlobang, sedangkan danaunya bau dan tidak sedap dipandang mata apalagi untuk berenang di sana. Bak bagai makan buah simalakama, antara mengutamakan mata pencaharian masyarakat atau keindahannya bagi wisatawan. Mana yang menjadi prioritas?