Kolom Sanji Ono: YA UDAH, NGGAK USAH BAHAS JOKOWI LAGI — Uang Tak Kenal Agama

Jokowi jadi Presiden mereka mual-mual. Mas Wowo jadi Menteri mereka kejang-kejang. Uno dan Fahri Masuk Timses Bobby di Pilkada Medan mereka muntah darah. Entahlah, gua nggak bisa bayangin hidup mereka seperti apa. Kok kayaknya menderita kali apapun yang terjadi.

Jelas mereka ini hanya sampah di negara kita.

Dalam politik selalu ada rekonsiliasi. Tujuan politik adalah membangun negara menjadi jauh lebih baik. Tapi, bagi mereka, politik adalah jalan ke surga. Berbeda pendapat dan pandangan adalah hal haram bagi mereka.

Jadi teringat kejadian kemarin waktu survey jalan Tol Pekanbaru-Padang Seksi 1. Tepatnya di STA 28 arah Bangkinang. Gua bawa temen dari Jakarta yang mau gabung di projek Tol mulai dari pekerjaan CBM (Common Borrown Material)/ urukan dan pemadatan sampai Pengaspalan/ Rigid Beton.

Kebetulan si kawan Jokowers tulen sejak 2014. Di lokasi STA 28, kami ketemu tokoh masyarakat di sana yang memiliki Quary (tambang). Nah, kita rencana mau beli tanahnya untuk projek urukan. Si pemilik namanya sering dipanggil Pak Haji.

Jangan tanya pak Haji soal Jokowi. Wuih, dari awal jumpa di mata dia ngak ada 1 pun kebijakan Jokowi yang bener. Sekedar info, di Pekanbaru sini kalau udah pergi ke Mekah 1 kali aja untuk menunaikan rukun Islam ke 5, sampai akhir hayatnya akan dipanggil Pak Haji.

Munaroh itu, Jalan Tol nya dinikmati, Presidennya Dicaci Maki. Malin Kudang 2020

Di masyarakat akan kelihatan sangat agamais dan kesannya pasti dijamin masuk sorga. Padahal temen gua yang sekarang gua bawa udah 5 kali naik haji tapi ngak mau dipanggil Haji. Waktu gua tanya kenapa dia ngak mau dipanggil Pak Haji, dia jawab:

“Gua malu dipanggil haji, bro. Lah, masak iya cuma modal 14.000 Dollar, dan langsung berangkat tanpa ngantri, gua lebih mulia dibanding Nazir masjid? Di samping rumah gua yang udah nunggu 5 tahun buat mau berangkat ke Mekah, padahal beliau ngurusin masjid dan mengajar ngaji anak-anak udah puluhan tahun, beliau hafal Quran dan Hadist lah gua sholat aja kadang masih Senin – Kamis…”

Kembali ke laptop, Pak Haji ngomong: “Sejak Zaman Jokowi ini ekonomi sulit. Rakyat susah mau beli beras aja nggak sanggup. Harga sawit murah, Ulama dizolimi. Heran boneka partai kok bisa jadi Presiden.”

Temen gua mukanya langsung merah, dia jawab: “Lah, bukannya sekarang B30 udah jalan, pak? Harga sawit sekar:ang bahkan udah Rp. 1600/ kg. Padahal ini zaman pandemi loh. Ekonomi susah kan karena resesi gbobal, bukan cuma terjadi di Indonesia. Untuk rakyat miskin pemerintah udah ada banyak program mulai BLT sampai kartu pra kerja. Yah kalau Pak Haji ngerasa susah kenapa nggak dafatar jadi penerima BLT?”

Pak Haji Ngeles: “Bukan cuma itu aja, pak. Masalah Tol juga. Ini kan hutang dari China. Kalau nggak sanggup bayar hutang, tolnya akan diambil China, Negara kita akan dijajah mereka.”

“Ooo …. ya udah kalau gitu, pak haji. Saya batal beli tanah pak haji, karena duit saya juga dari China, pak. Saya di danai bank CCB. China itu investasi pak haji. Sifatnya B to B alias Busines to Busines. Bukan G to G atau antar negara. Dalam hal ini tidak ada yang digadaikan. Mereka letak duit udah hitung mateng-mateng dalam sekian tahun akan balik modal. Mereka mikir dari pada duitnya diletak di bank cuma dapat bunga doank yang mending invetasi. Ya udah, makasih ya Pak Haji saya pamit.”

“Kami cari Quary lain aja yang doyan sama duit China,” pungkas temen gua dengan geram.

“Bentar…. bentar, pak. Jangan marah dunk. Ya udah kita nggak usah bahas Jokowi. Kita bahas bisnis aja. Bapak kan udah deal nih dengan harganya. Kapan bapak mau deposit ke kita biar kita siapkan sekalian armadanya pak?”

Temen gua jawab: “Yakin pak haji masih mau lanjut entar duitnya haram loh pak. Sekali lagi, duit saya ini dari China ditambah lagi projek jalan tol kan programnya Jokowi. Double haram jadinya. Coba difikir-fikir lagi pak

Sambil nunduk lesu Pak Haji nyahut: “Udahlah pak nggak usah dibahas lagi. Nggak ada duit yang haram pak.”

Jalan balik ke rumah kami ngakak rame-ame di mobil. Ya Tuhan, kenapa kau izinkan kami berbagi Oxygen dengan mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.