AKIBAT LONGSOR — Warga Laja (Kecamatan Sibolangit) Kembali Turun ke Sungai

SERIULINA KAROSEKALI | SIBOLANGIT | Kekhawatiran warga Desa Salabulan (Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deliserdang) (Karo Hilir) akan terjadinya longsor, akibat musim hujan yang berkepanjangan, akhirnya kenyataan juga. Tapi, kali ini, yang mengalami longsor bukan jalan sehingga menyebabkan warga dua dusun di Desa Salabulan mengolami keterasingan dari dunia luar. Kali ini longsornya terjadi di hulu air yang dialirkan dari sumbernya ke rumah-rumah warga.

Airnya terbendung oleh material longsoran.

Selama ini, warga cukup menunggu aliran air ke bak air yang mereka buat di rumah masing-masing sehingga memungkin untuk MCK (Mandi Cuci Kakus) di rumah masing-masing serta menggunakan air bersih untuk memasak.

Tapi, sejak kemarin [Sabtu 3/2], tiada air mengalir ke pemukiman penduduk seperti biasanya belakangan ini. Untuk MCK dan mendapatkan air untuk masak, warga harus pergi ke sungai. Pemandian di sungai (tapin) yang lumayan jauh dari kampung menjadi ramai terutama di sore hari saat warga baru saja kembali dari ladang masing-masing.

Berat juga karena sudah tidak terbiasa lagi menelusuri jalan terjal menurun (ngincuah) menuju sungai dan terjal mendaki (nangkeng-nangkeng) saat menuju pemukiman. Sebagaimana dikatakan oleh seorang ibu beru Karosekali, dulu, di masa anak-anak dan remajanya hal seperti ini tidak persoalan sama sekali karena terbiasa melakukannya.

“Tapi, sekarang, kayaknya berat sekali turun naik dari pemukiman ke tempat mandi dan kembali lagi ke pemukiman,” katanya sambil terengah-tengah saat mendaki pulang usai mandi sore di sungai.

Tapi, banyak juga yang mengambil hikmahnya meski itu mereka lakukan akibat keterpaksaan. Dulu, sebelum air mengalir ke rumah-rumah warga dan ditampung di bak-bak air yang dibangun di masing-masing rumah, ada sebuah tempat mandi umum. Di sanalah tempat pertemuan warga untuk MCK sambil ngerumpi, menggosip atau curhat.

“Suasana seperti itu muncul kembali setelah sekian lama tidak lagi kita alami. Untungannya juga terjadi bencana longsor sehingga kita bisa ngerumpi lagi seperti dulu,” kata seorang ibu beru Sembiring.

Namun, hampir semua warga Dusun Laja (Desa Salabulan) tetap berharap agar air segera mengalir ke rumah masing-masing. Biarlah kenangan masa lalu kembali sekali-sekali saja, karena berat kalau keseringan menempuh jalan sejauh itu untuk MCK. Pernurunan yang curam dan pendakian yang terjal pula.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.