APAKAH SUKU KARO SATU KETURUNAN? — Antara Mitos, Kepustakaan dan Test DNA

Seseorang memposting sebuah screenshot dengan catatannya sendiri pada screenshot itu (lihat foto di bawah). Itu dimaksudkannya membantah pernyataan dari banyak Penggiat KBB (Karo Bukan Batak) bahwa orang-orang Karo tidak berasal dari satu keturunan.

Relevansi pernyataan Penggiat KBB tidak satu keturunan itu adalah dalam rangka membantah merga-merga Karo diklaim sebagai keturunan Si Raja Batak.

Pemosting pun membantah pernyataan para Penggiat KBB dengan menunjukkan screenshot tersebut. Screenshot ini tidak memperlihatkan siapa penulisnya dan dari mana itu diambil. Padahal, profesi resmi si pemosting adalah seorang akademisi di salah satu universitas di Medan.

Selain caranya yang sembrono berargumen begitu, dia juga sepertinya tidak tertarik pada alam pikir atau landasan pikir dari pernyataan di screenshot itu alias tidak kritis. Di Dunia Kepustakaan Karo, pikiran bahwa kelima merga Karo (Ginting, Karo-karo, Perangin-angin, Sembiring, Tarigan) dapat ditelusur ulang ke bukunya P. Tamboen (1952) berjudul ADAT ISTIADAT KARO.

Lebih awal lagi ada di dalam dua artikel bersambung dari J.H. Neumann di BKI Leiden yang kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia berjudul Sejarah Batak Karo: Sebuah Sumbangan.

Menurut Neumann di tulisannya itu, pikiran seperti itu berasal dari sebuah mitos modern alias mitos yang diciptakan baru pada jamannya dalam rangka menjelaskan kesatuan dan persatuan orang-orang Karo meskipun mereka berbeda-beda secara merga.

Mitos baru atau sekedar sebuah gagasan, argumen yang mengatakan orang-orang Karo keturunan satu nenek moyang jelas terbantahkan oleh mitos-mitos dari masing-masing merga Karo.

Sinulingga misalnya, menurut salah satu mitosnya berasal dari sebelah Barat Taneh Karo. Sementara Purba dikatakan oleh mitosnya pula berasal dari sebelah Timur Taneh Karo. Artinya, secara mitologis mereka sudah jelas tidak keturunan satu nenek moyang. Padahal, mereka sama-sama bagian dari merga Karo-karo yang, menurut mitos baru itu, semua merga yang bagian dari Karo-karo adalah keturunan Karo.karo.

Demikian juga merga Kembaren yang merupakan bagian merga Sembiring, menurut mitosnya yang dikenal dengan Pustaka Kembaren berasal dari Kerajaan Pagaruyung. Merga-merga lainnya pun menurut mitologi mereka memiliki asal usul yang berbeda-beda.

Bisa kita simpulkan, bahkan secara mitologis orang-orang Karo tidak punya pandangan bahwa mereka berasal dari keturunan satu nenek moyang yang sama.

Saat ini, kita menemukan Kepustakaan dan Mitologi melakukan pergerakannya sendiri-sendiri. Menurut mitologi, memang orang-orang Karo memiliki asal usul yang berbeda-beda kecuali menurut mitos modern tersebut di atas. Tapi, Dunia Kepustakaan “memetik” satu diantara beberapa yang pernah ditulis tanpa mengetahui atau pura-pura tidak tahu di sumber awalnya pun sudah pernah dibahas kalau itu adalah mitos jaman modern.

Sementara menurut Test DNA, saya memiliki DNA campuran India, Melayu, dan bahkan ada persamaan dengan Papua. Persamaan DNA saya dengan Papua dapat dimengerti karena orang-orang Papua berasal dari Australia dan orang-orang asli Australia sebelumnya dari Nusa Tenggara, Jawa, dan Sumatera.

Mejuah-juah (Sai Mara Ku Rumah Tendi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.