Hidup itu lucu. Ketika kamu beragama dan menjadi warga negara yang baik sekalipun tidak ada jaminan kamu akan bahagia, punya mobil keluaran terbaru dari berbagai jenis pun tidak bisa membuatmu langsung bahagia secara instan.
Punya rumah mewah di pinggir pegunungan Alphen yang terkenal sekalipun tidak akan membuatmu bahagia. Bahkan menikah dengan pangeran kodok berbulu sekalipun tidak akan sanggup membuatmu bahagia sampai kamu sendiri memutuskan saya harus bahagia dalam hidup yang penuh dengan ironi dan tragedi ini.
Jadi, buang saja semua theori soal kebahagiaan. Kebahagiaan tidak ada dalam theori. Kebahagiaan itu macam kecoa yang pikirannya tidak beredar sejauh jarak pandangnya akan realitas. Itulah mengapa seorang ahli matematika terkenal macam Godels sekalipun akhirnya memilih menyiksa dirinya ketika orang yang menjadi alasannya bahagia berangkat terlebih dahulu ke surga.
Misterius, bukan?
Itulah hidup, makanya saya selalu menyarankan kepada species manusia, jika kamu bosan maka segeralah piknik. Atau paling ekstreem, tinggalkan semua penyebab ketidaknyamanan kamu dalam hidup. Hanya dengan itu kamu akan bisa menyaksikan kecoa bergerombol dengan gaya bebas dan asik-asik selalu.
Demikian ocehan singkat soal bahagia. Harap maklum, warnet Bapak kita lagi sepi pengunjung. Apa ada hubungannya dengan bulan suci Ramadhan? Hanya Allah SWT yang bisa kasih jawaban.
#Itusaja!