Kolom Asaaro Lahagu: ANALISA SOSOK ‘SETAN’ PEMBUAT RATNA NGAKU DIANIAYA

Teka-teki baru muncul lagi dalam kasus Ratna. Ada pertanyaan besar yang belum terjawab. Siapakah sosok setan yang mempengaruhi Ratna mengaku dianiaya? Pengakuan ‘dipengaruhi setan’ itu diungkap Ratna di kediamannya [Rabu 3/10].

“Itu yang, yang terjadi, itulah yang terjadi, jadi tidak ada penganiayaan. Itu hanya cerita khayalan yang diberikan setan mana ke saya dan berkembang,” ungkap Ratna.

Pengakuan Ratna bahwa dia mengaku dianiaya dipengaruhi setan, menjadi kunci polisi membongkar motif kebohongan Ratna. Ada 2 hal yang perlu dibongkar oleh polisi agar bisa membuktikan kebohongan Ratna. Apakah kebohongan itu murni bohong atau ada skenario lain di balik kebohongan Ratna itu.

Pertama, soal ucapan kata ‘setan’ Ratna. Pada saat Ratna melakukan konferensi pers, gestur tubuhnya terlihat aneh. Kalimat Ratna yang mengatakan: “Yang pertama, pada saat saya merasa melakukan kesalahan.” Jelas bermakna lain.

Kalimat ‘pada saat saya merasa melakukan kesalahan’, menegaskan bahwa Ratna hanya merasa melakukan kesalahan tetapi bukan mengakui kesalahan. Artinya, sebenarnya Ratna merasa tidak bersalah karena dia hanya dijadikan alat atau bahkan korban dari seorang sutradara. Sosok sutradara inilah yang kemungkinan disebut Ratna sebagai setan.

Ke dua, soal gambar Ratna yang terlihat diambil oleh seseorang dan bukan selfi. Dari foto-foto Ratna yang beredar, tampak ada seseorang yang mengambil gambar Ratna. Dalam pengakuannya, Ratna mengatakan bahwa tiba-tiba fotonya sudah tersebar di mana-mana dan dia sendiri tidak sanggup melihatnya. Apa artinya?

Ratna merasa sangat tertekan karena wajahnya yang sedang bonyok disebarluaskan. Lalu, siapa yang mengambil foto Ratna? Jika keluarganya yang mengambil fotonya, mudah membantahnya. Ratna pergi ke RS Medika sendirian. Saat pulang dia mengarang cerita kepada keluarganya alasan wajahnya bonyok.

Mari kita lihat kronologisnya. Tanggal 21 September 2018 pukul 17.00 WIB, Ratna mengunjungi RS Medika Estetika. Malamnya dia dioperasi. Esoknya tanggal 22 September, Ratna melihat mukanya bonyok. Tetapi Ratna tidak langsung pulang ke rumahnya.

Berdasarkan bukti penelusuran polisi, Ratna baru keluar dari RS Medika tanggal 24 September 2018 pukul 21.28 WIB. Artinya kemungkinan besar selama 3 hari bonyoknya muka Ratna sudah jauh berkurang. Jadi kalau dia difoto oleh keluarganya saat tiba di rumah, foto bonyoknya itu kemungkinan sudah berkurang berngkaknya.

Dugaan besar, foto-foto Ratna diambil di RS Medika. Siapakah pengambil foto muka Ratna? Pihak Rumah Sakit? Bisa jadi. Setelah pihak RS Media mengambil foto, foto lalu diberikan kepada Ratna? Ini kemungkinan pertama. Artinya foto-foto itu mungkin disimpan di USB lalu diberikan kepada Ratna, atau dikirim melalui WA. Pihak keluarganyalah yang kemudian mengambil foto itu dan kemudian menyebarkannya.

Akan tetapi, asumsi pertama ini kemudian sedikit terbantahkan ketika Ratna mengatakan bahwa tiba-tiba saja fotonya sudah tersebar. Artinya penyebaran foto Ratna di luar kendalinya. Siapa yang menyebar? Untuk membuktikan bahwa salah satu keluarga Ratna telah menyebarkan fotonya itu, maka polisi harus memeriksa semua keluarga Ratna.

Kemungkinan ke dua adalah ada seseorang yang mengambil foto Ratna yang sudah bonyok. Orang ini kemudian mengirim foto itu kepada ‘setan’. Sesuai dengan skenario, ‘setan’ kemudian mempengaruhi Ratna agar mengakui dia telah dianiaya. Bisa jadi Ratna turut juga mengetahui skenario itu. Itu terbukti ketika urutan peristiwa bisa kita runtut dari awal.

Skenario disusun pasca pelantikan Anies menjadi Gubernur DKI 2017. Skenario ini adalah salah satu skenario lain yang disusun untuk menghantam dan menyerang langsung petahana, Joko Widodo. Siapapun Capres dan Cawapres yang diusung oleh Kubu Prabowo, skenario ini tetap bisa dilakukan untuk menghantam Jokowi yang sudah dipastikan maju lagi.

Tim penyusun skenario sudah paham jadwal pendaftaran di KPU 6-10 Agustus 2018. Lalu 30 September 2018 adalah hari pemberontakan G 30S/ PKI. Esoknya tanggal 1 Oktober adalah Hari Kesaktian Pancasila dan tanggal 2 Oktober Hari Anti Kekerasan Wanita Internasional. Jadi, menjelang 30 September, isu PKI kembali dikumandangkan.

Isu kebangkitan PKI kembali dipanaskan oleh Gatot dengan menantang TNI memutar film G30S. Masyarakat kembali mengingat sejarah kesadisan PKI yang menyiksa para jenderal Angkatan Darat. Esoknya tanggal 1 Oktober 2018, sesuai dengan skenario setan, foto Ratna dianiya disebarkan. Publik terkejut. Kubu Prabowo ramai-ramai mengutuk penganiayaan Ratna. Ratna sontak dianggap pahlawan.

Mardani Ali Sera langsung mengaitkan penganiayaan itu sebagai gaya PKI. Lalu Fadli Zon dan Prabowo menemui Ratna. Sesudahnya konferensi pers. Situasi memanas, skenario berikutnya berlanjut. Kubu Prabowo melambung, Kubu Jokowi tersudut. Lalu, bagaimana jika skenario ini gagal?

Sejak November 2017, tim penyusun skenario sudah memikirkan cara mengatasinya. Jika gagal, maka skenarionya adalah Ratna akan mengakui bahwa ia yang bohong. Ratna 100 % disalahkan dan dikorbankan. Prabowo cuci tangan. Ia kemudian memecat Ratna yang masuk juru bicara untuk meyakinkan publik. Padahal nama Ratna sengaja dimasukan ke dalam tim pemenangan sesuai dengan skenario.

Sesudah Ratna mengakui, Ratna harus secepatnya kabur ke luar negeri. Maka sejak Desember 2017, dicarilah event di dunia internasional untuk diikuti Ratna pasca sekitar 4-15 Oktober 2018. Alhasil melalui google ditemukan ada event di Santiago, Chili yakni 11th Women Playwrights Internasional Conferece (WIPIC) yang berlangsung pada 7 hingga 12 Oktober 2018.

Agar lebih logis, Ratna disuruh mengajukan permohonan sponsor pada bulan Januari 2018. Kemudian pada bulan Februari 2018, Anies menyetujui biaya Ratna sebesar Rp 70 juta. Ratna pun dibiayai untuk mengikuti event itu dengan alasan Ratna adalah pekerja seni. Alasan logis.

Setelah Ratna selesai mengikuti event tersebut, Ratna kemudian kabur ke Arab Saudi mengikuti jejak Rizieq. Di sana Ratna umroh sampai lebaran kuda bergabung dengan Rizieq. Keterangan lengkap tidak bisa diungkap polisi karena kuncinya ada pada Ratna. Kubu Prabowo selamat, Kubu Jokowi gigit jari.

Faktanya, malam 4 Oktober 2018, Ratna ditangkap polisi di Bandara Soekarno Hatta saat mau kabur ke Chili. Beberapa jam sebelumnya, polisi sudah menjadwalkan pemanggilan Amin Rais. Amin Rais rencananya diperiksa pada Hari Jumat, 5 Oktober pukul 11.00 WIB.

Pertanyaan besanya adalah mengapa Amin Rais yang pertama dipanggil sebagai saksi oleh polisi? Apakah Amin Rais merupakan sosok kunci dalam kasus Ratna? Apakah Amin Rais adalah sosok ‘setan’ yang mempengaruhi Ratna agar mengakui bahwa dia dianiaya? Jika benar Amin Rais sebagai sosok ‘setan’nya, maka bencana besar bagi Kubu Prabowo. Mari kita tunggu penyelidikan polisi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.