Menurut data Unesco, setiap harinya, 1 sampai 2 bahasa daerah hilang atau musnah dari muka bumi. Penyebabnya adalah bahwa generasi muda tidak tertarik menggunakan bahasa ibu/ daerah bahkan di kampungnya sendiri.
Demikian juga budaya daerah, tidak diminati lagi terpengaruh budaya asing. Anak-anak lebih suka cerita Power Ranger, Doraemon atau Naruto daripada cerita/ dongeng daerah seperti Malin Kundang, Pawang Ternalem, Putri HIjau, dan sebagainya. Mereka bahkan tidak tertarik dan tidak mengetahui cerita/ dongeng daerah.

Kalau hal tersebut dibiarkan, sangat memungkinkan bahasa dan budaya daerah di Indonesia akan punah. Oleh sebab itu, kita sebagai Suku Karo bertanggungjawab untuk melestarikan bahasa dan budaya Karo. Jangan sampai anak-anak cucu kita kehilangan bahasa ibu dan budaya daerah.
Sudah saatnya kita kembali menggalakkan bahasa Karo dan Budaya Karo seperti permainan dan cerita dongeng Karo. Jangan sampai mereka lebih mengenal budaya Jepang, Korea, dan Amerika daripada budaya sendiri.
Untuk itu, saya gak pernah bosan mengingatkan pemerintah daerah dan DPRD, baik Deli Serdang, Langkat, Binjai, Medan, dan khususnya Kabupaten Karo untuk segera menerbitkan Perda tentang pelestarian Budaya Karo. Karena situasi sudah kritis, jangan ditunda lagi kalau anda memang merasa sayang dan cinta akan Budaya Karo budaya leluhur kita.
Mejuah-juah kalak Karo ija pe kam tading.
pelajaran budaya dan kultur daerah perlu ditiap sekolah di daerah, kabupaten atau kecamatan yang masih berbasis satu kultur/satu bahasa.
MUG