Kolom Boen Syafi’i: KHILAFAH, IDEOLOGI RONGSOK YANG DITAKUTI PEMERINTAH

Yang jadi pertanyaan selama ini adalah, apakah ideologi khilafah itu benar-benar dilarang di negeri ini? Kalau benar dilarang, kenapa para pengasongnya masih dibiarkan bebas keliaran di mana-mana? Kenapa ceramah untuk mengajak mengikuti sistem ideologi khilafah ini masih dibiarkan seperti yang baru-baru ini Ba’asyir lakukan? Kenapa?

Jawaban pastinya, karena Pemerintah saat ini letoy dan takut melawan ideologi rongsok asal Arab ini. Dan itu fakta.

Atau mungkin Cebong ada jawaban lain? Kalau gak ada, lembar jawabannya segera dikumpulkan, ya.

Padahal Ba’asyir di dalam ceramahnya baru-baru ini mengatakan, “mati semua tidak apa-apa, karena negeri ini thogut..” Horror bukan? Jangan katakan Ba’asyir tidak ditindak karena sudah tua. Lah, Ba’asyir boleh bau tanah dan bentar lagi mungkin bakal koit. Tapi doktrinasinya terhadap murid-muridnya seperti virus yang sudah menjalar di otak mereka.

Muridnya hanya berjumlah ratusan?

Benar muridnya cuma ratusan. Tapi, bagaimana dengan keluarganya? Bagaimana dengan anak istrinya? Belum lagi istrinya yang ditutupi karung goni hitam itu bisa jadi jumlahnya lebih dari dua. Belum lagi anak-anaknya yang seperti peternakan, karena kontrasepsi haram bagi mereka.

Kalau ditotal semua, sudah berapa banyak manusia yang mengaminkan dan mengamalkan perintah dari gurunya ini? Akhirnya ya jangan heran jika nanti terorisme, radikalisme dan intoleransi mewabah di negeri ini, oleh karena ulah mayat hidup yang dimabukkan oleh agamanya.

Celakanya lagi, kebanyakan doktrin di pesantren itu sami’na wa atho’na alias harus nurut patuh terhadap kyai. Ya bisa dibayangkan bakal seperti apa murid-murid Ba’asyir sekeluar dari Ponpesnya nantinya.

Padahal, apa hebatnya ideologi penjajah berkedok perintah Tuhan tersebut? Andai betul ideologi ini bisa bikin suatu negara menjadi hebat, lantas kenapa Kesultanan Demak yang merupakan kepanjangan tangan dari kekhalifahan Ustmani itu malah saling adu jotos diantara pewarisnya?

Kenapa peradaban tertinggi yang diraih bangsa ini, seperti teknologi metalurgi, keindahan arsitektur, artistiknya pahatan dan berbagai tari-tarian malah ada sebelum ajaran Arab ini datang? Kenapa Diponegoro yang menjadi khalifah terakhir malah bertekuk lutut di depan moncong senjata Belanda?

Pemerintah harus tegas kalau bangsa ini tidak ingin di Afganistankan. Tangkap Ba’asyir dan tutup Ponpesnya. Meskipun nutup Ponpes tidak cukup membantu, selama di manual book masih ada kata-kata “mutiara” yang berbunyi: Bunuh, penggal, kutuk dan murka.

Tapi ya itu, pertanyaannya, punya nyalikah Pemerintah melawan ideologi rongsok asal Arab ini?

Salam Jemblem..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.