Kolom Edi Sembiring: GEMOY TAK SELESAIKAN PENGANGGURAN DI GEN Z

Yang bekerjapun mendapat upah rendah.

Gen Z usia 15-19 tahun rata-rata mendapat upah Rp 1,5 juta per bulan. Bekerja 44 jam dalam seminggu. Sedangkan Gen Z yang usianya 20-24 tahun rata-rata mendapat upah Rp 2,1 juta per bulan.

Jadi, kalau Capres Prabowo mencari perhatian dari anak-anak muda dengan goyang Gemoy-nya, itu sudah salah kaprah. Mereka malah muak dan menganggap itu pembodohan.

Gen Z selama ini dianggap terdiri dari anak muda yang riang gembira, melek IT hingga dianggap apolitis. Salah besar bila menganggap semua seperti itu, Bos.

Gen Z juga berisi kalangan muda yang banting tulang untuk menyekolahkan adiknya, bertarung bertahan hidup dengan upah murah, berhemat demi bisa bayar uang kost dan transportasi umum. Bahkan ada Gen Z yang tidak bisa kuliah. Ada Gen Z yang mikir besok aku akan makan apa.

Banyak Gen Z yang tidak mampu duduk tenang bersama atasannya karena kepalanya penuh dengan pikiran, nyokap dan adiknya makan apa di kontrakkan.

Bahkan ngopi-ngopi cantik yang dianggap dilakukan oleh Gen Z dan muncul di IG, itu bukan dilakukan oleh Gen Z kebanyakan. Dari pada menghabiskan uang membeli minuman-minunan itu, ia lebih memikirkan esok uang kontrakkan akankah naik.

Mimpi membeli rumah itu sangat tak mungkin, harganya selangit. 72% Gen Z di perkotaan tak mampu beli rumah.

Ketika Ganjar Pranowo hadir mengisi kuliah kebangsaan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) [Senin 18/9], seorang mahasiswi menyampaikan kekhawatirannya.

Mahasiswi dari jurusan Kriminologi bernama Stella menanyakan tentang fenomena sosial yang mungkin dirasakan oleh anak muda saat ini. Khususnya Generasi Milenial (disebut juga generasi Y), yang lahir pada 1981-1996 (saat ini berusia 27-42 tahun).

Stella melihat bagaimana nanti di 2025-2030 akan terdapat angka generasi sandwich yang tinggi jika diukur dari dependensi rasio dan mungkin bisa bertambah hingga tahun 2045.

“Pertanyaan saya adalah, apa gagasan yang Bapak punya apabila melihat kondisi anak muda hari ini yang ada dalam kondisi ekonomi gigs, banyak yang menjadi precariat, dan masih hidup dalam kondisi tempat tinggal sewa?” ucap Stella.

Stella pun mengatakan bahwa ketakutan itu muncul setelah dia melihat langsung sepupunya mengalami kondisi ekonomi gigs dan menjadi sandwich generation.

Ganjar mengatakan saat ini generasi milenial dihadapkan pada situasi yang tidak mudah karena adanya double burden. Di mana seseorang yang berusia 30-an harus memikirkan dirinya sendiri dan orangtuanya secara sekaligus.

Inilah yang disebut sandwich generation. Generasi sandwich merupakan generasi yang harus menanggung hidup 3 generasi yaitu orang tuanya, diri sendiri, dan anaknya kelak.

Di sinilah peran negara harus hadir. Indonesia 2045 bisa membawa kejayaan tapi bisa juga membawa derita. Salah satu solusi adalah bisa dengan memberi akses kesehatan gratis bagi Lansia sehingga tidak membebani kaum muda. Juga perumahan yang sanggup diperoleh kaum muda.

Bila saat ini kita lihat di pusat-pusat perbelanjaan maupun restoran yang umumnya diisi muka-muka muda dari Gen Z, kita melihat mereka memilih bekerja untuk keluarganya karena kemampuan biaya kuliah tak ada. Di sinilah peran negara hadir untul meningkatkan skill kaum muda.

Saya berharap, Ganjar mampu menang dalam Pilpres 2024 sehingga program 1 sarjana di 1 keluarga dapat terwujud. Dengan program ini, Ganjar berharap rantai kemiskinan dapat diputus.

Melanjutkan hilirisasi sangat bagus. Tapi jangan lupa mempersiapkan SDM yang unggul. Yang tercepat adalah seperti yang dilakukan Ganjar saat 10 tahun menjadi Gubernur Jawa Tengah. Mempersiapkan lulusan SMK unggulan. Memberi kesempatan sekolah gratis.

Anak-anak dari kalangan tak mampu akan terbantukan untuk memperoleh skill yang baik dan bekerja di industri. Lanjutannya bisa kuliah dan menjadi sarjana. Perubahan generasi adalah mesin di balik perubahan sosial. Setiap generasi memiliki tanggung jawab untuk melahirkan generasi setelahnya.

Kita berharap generasi berikutnya adalah generasi unggul. Demi tercapainya Indonesia Unggul.

Video berikut ini menarik untuk mengenali Gen Z agar para pemimpin tidak salah kaprah.

Angellie Nabila menyampaikan dalam program (Tan) Malaka Project:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.