Kolom Ganggas Yusmoro: ADA APA DENGANMU, DAHNIL?

Ketika kau berpamitan untuk menjadi team pemenangan Prabowo Sandi dari Ketua PP Muhammadiyah, jujur saya merasakan ada sesuatu yang hilang pada Muhammadiyah. Kenapa? Seorang Dahnil adalah identik dengan Pemuda Muhammadiyah. Di situlah seorang Dahnil yang mestinya lebih bijak dalam soal wawasan berbangsa dan bernegara tentu  tidak membawa Muhammadiyah berpijak di ranah abu-abu.

Jelas, fakta yang faktual, Gerindra, Pan dan PKS begitu ngotot membela HTI yang telah dibubarkan pemerintah.

HTI yang terbukti ingin merongrong Pancasila tentu tidak boleh ada di Republik ini yang telah menjadikan Pancasila dan UUD 1945 sebagai landasan berbangsa dan bernegara. Itulah nafas kehidupan bangsa Indonesia.




Memang sih, pilihan berpolitik adalah hak setiap warga negara. Namun sebagai tokoh muda Muhammadiyah, dimana Muhammadiyah bersama NU sebagai pilar penyangga Rumah besar yang namanya Indonesia, tentu patut disayangkan ketika seorang Dahnil mempertaruhkan nama besar Muhammadiyah dalam kubangan lumpur politik.

Beberapa hari terakhir ini, ketika seorang Dahnil dipanggil polisi, dan ujug-ujug tidak ada angin tidak ada hujan mengembalikan uang Rp. 2 miliar, tentu masyarakat makin bertanya-tanya. Ada apa denganmu wahai Dahnil?

Bayangkan saja, selama ini kau begitu kritis terhadap pemerintah dan itu bagus-bagus saja. Boleh-boleh saja. Bahkan karena begitu kritisnya, masyarakat banyak menganggap seorang Dahnil adalah manusia yang bersih. Bersih luar dalam. Tidak mau makan duit campur pasir. Apalagi campur kerikil. Tentu itu haraaaam. Bahkan saking biar mantap, bukan lagi haraam, namun Harooooom. Harom juadaah.




Tentu polisi dalam penyidikan tidak mungkin asal-asalan. Tentu, ketika memanggil seorang Dahnil tidak mungkin ngawur. Institusi kepolisian dipertaruhkan. Nah, ketika LPJ yang anda ikut tanda tangani ditengarai ada mark up, ya tentu saja itu termasuk entit mengentit duit. Gitu, kan, Dahnil?

Sudahlah, banyak media sudah menulis bahwa LPJ dari acara Apel/ Kemah yang anda ikut tanda tangani banyak gak masuk akal. Di situlah barangkali seorang Dahnil tergopoh-gopoh mengembalikan uang Rp. 2 miliar.

Pertanyaannya adalah, jika gak ketahuan, apakah uang tersebut dikembalikan? Atau ethok-ethok nggobloki? Eehh.. sorry pakai Bahasa Jawa. Pura-pura bego, gitu?

Danhil , Danhil. Ada apa denganmu?




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.