Tiba-tiba menjelang Tahun Politik seorang Ustads dengan pedenya menayangkan Minum Kencing Unta. Air kencing dari limbah atau kotoran yang dibuang karena memang tidak berguna bagi untanya. Hal menarik di sini adalah, Si Ustadz adalah seorang tokoh kontroversial, tokoh ygan ikut berpartisipasi dalam suasana hiruk pikuk perpolitikan di Indonesia.
Lalu, apakah ajakan minum Air kencing Unta hanya semata-mata untuk mengajak “Umat Islam” di Indonesia mengkonsumsi air kencing agar sehat? Agar cuwerdas? Agar bisa seperti Einstein? Atau, agar sehat seperti Ronaldo atau Messi? Rasanya nonsens! Rasanya ada sesuatu yang lebih besar daripada hanya untuk sekedar itu.
Ya, ada indikasi ajakan untuk minum air kencing unta adalah untuk test case. Untuk tujuan yang lebih besar. Jika animo masyarakat yang mau diajak minum air kencing unta mendapat sambutan gegap gempita, berarti di Indonesia masih banyak manusia glewo, bento dan koplak yang bisa diperalat untuk berbuat apa saja.
Jika ini berhasil, maka diajak rusak-rusakan tentu akan manut. Akan seperti kerbau yang tidak pernah makan bangku sekolah.
Jika ke depan ternyata air kencing unta dijual di pasaran, dan ternyata laku keras. Laris manis seperti buah manggis dijual gratis, nasib bangsa ini entah bagaimana. Masa depan anak cucu kita entah jadi apa. Kenapa? Pengggoblogan yang berbahaya dengan resiko tertularnya penyakit yang diakibatkan dari tanah Arab akan merusak mental bangsa ini.
Bayangkan saja!