Kolom Ganggas Yusmoro: ANTARA SAINS, TEHNOLOGI, DAN AGAMA

Saya masih ingat, saat itu ketika SMP, Guru Sejarah saya menceritakan kenapa Amerika dan Rusia menjadi negara adidaya. Negara yang menguasai dunia dengan tehnologi.

“Saat itu, setelah Perang Dunia I, Amerika dan Rusia rebutan ilmu pengetahuan dari negara Israel. Lalu bukunya dibawa ke Rusia dan ilmuwannya dibawa ke Amerika,” itu ceritanya (Entah bener atau tidak, kami hanya manthuk-manthuk).







“Kemajuan tehnologi Jepang juga demikian. Setelah jepang dibom atom dan kemudian kalah perang, Kaisar Jepang mengirim generasi muda belajar ilmu pengetahuan dan tehnologi ke nagara-negara maju. Seperti Eropa dan Amerika. Itu kenapa Negara Jepang akhirnya menjadi negara yang luar biasa,” itu cerita soal kemajuan jepang oleh Guru saya suatu ketika.

Faktanya, memang, negara-negara yang menguasai sains dan tehnologi telah berhasil membuat rakyatnya lebih sejahtera. Negara-negara tersebut relatif lebih damai. Manusia lebih berorientasi kepada karya. Menghasilkan sesuatu membuat branded. Menciptakan sesuatu yang bisa dijual.

Jika di belahan bumi lain banyak manusia membuang-buang waktu debat kusir soal agama, adu urat leher mencari kebenaran jalan ke surga, di negara-negara maju sejak dini telah belajar sains dan tehnologi. Karena mereka menyadari, dengan sains dan tehnologi, manusia lebih berpikir rasional. Apa itu rasional? Berpikir waras!

Jika kita semua terkejut dengan tehnologi smart phone yang semakin canggih dengan menyimpan data serta mengakses semua informasi melalui internet, yang barangkali kita semua tidak habis pikir kenapa smart phone bahkan smart TV juga bisa sehebat dan secerdas itu, justru yang dilakukan di negeri ini sangat kontra produktif.

Ketika anak-anak bangsa di negeri ini sebagian dicekoki dengan paham kebencian, anak-anak kecil yang belum ngerti apa-apa sepertinya dijerumuskan untuk intoleran. Yang diajarkan agama namun tidak diajarkan nilai-nilai kemanusiaan. Terbukti telah membuat sebagian manusia di negeri ini menjadi manusia yang katanya beragama namun mudah marah dan beringas.

Wajar jika Eropa, Amerika, Jepang, Korea, China dan bahkan Vietnam sudah semakin di depan. Negara-negara Timur Tengah, negara sebagai sumber datangnya agama luluh lantak.

Indonesia? Entahlah ….

Antara sains, tehnologi dan agama. Mana yang lebih rasional?








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.