Kolom Ganggas Yusmoro: MENGGEBUG RADIKALISME CARA JOKOWI

Ketika beberapa hari yang lalu terjadi penyerangan gereja di Jogja dan terjadi intoleransi di beberapa daerah, banyak orang menyayangkan lambannya kinerja Jokowi soal radikalisme. Bahkan beberapa diantara temen yang selama ini berada di garis lumayan keras pendukung jokowi tiba-tiba begitu kecewa luar biasa. Bahkan nyaris menarik dukungannya.

“Indonesia tidak cukup membangun Infrastruktur, namun memberangus radikalisme juga dibutuhkan agar negri ini damai,” itu katanya.

Sejujurnya, jika mengamati kinerja Jokowi dalam segala hal harus dicermati secara kultural psikologi bahwa cara Wong Solo ini beda dengan cara Pak Mantan. Pak Mantan suka ngasih makan macan galak. Terbukti HTI menjadi beranak pinak hingga tidak menyadari bahwa HTI akan menjadi gerombolan yang serius merongrong persatuan dan kesatuan dengan khilafahnya.







Ketika Jokowi berani membubarkan HTI, apakah Polisi dan TNI lalu berdiam diri? Beliau sadar, cepat atau lambat, ideologi HTI akan melampiaskan sakit hatinya, melampiaskan kemarahannya dengan mencari timing yang tepat. Tahun Politik adalah momennya.

Dengan membuat kebijakan Registrasi Ulang, membuat badan Sandi Negara, serta mengoptimalkan intelejen serta selalu mengawasi Media Sosial, tentu merupakan sebuah antisipasi agar radikalisme yang berkembang karena Isu, Fitnah dan Hoax bisa diminimalisir.

Mengapa FPI yang disebut-sebut sebagai biang keributan tidak dibubarkan?”

Tentu membubarkan FPI yang sudah mengakar dan berdaun rimbun butuh energi ekstra dengan resiko keamanan negara, mempertaruhkan situasi politik yang tidak kondusif. Itu akan menganggu perekonomoan nasional.

Maka dengan cara terukur dan cerdas, jika menebang batangnya akan menimbulkan keributan, Jokowi cukup dengan menebang ranting, daun, memangkas akar serta menguliti pohon tersebut. Langkah awal memburu admin MCA tanpa ampun.

Butuh proses memang, namun dengan cara ini batang akan lapuk, mengering dan ambruk. Celakanya, ambruknya malah di Tanah Arab karena mau pulang ketar ketir kena tangkap.

Lebih ngeri, bukan?

HEADER: Sebatang pohon (tualang) meninggi di antara pohon-pohon lain di dalam hutan (Sumber: Restorasi Ekosistim Riau)

VIDEO: Sebuah lagu Karo tentang rontoknya sebatang pohon dengan pikiran yang sama dengan tulisan di atas.









Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.