Kolom Juara R. Ginting: KEISTIMEWAAN SUKU KARO — Mulai Dengan Kuala Namu

Di kami kalangan antropolog, sudah menjadi titik berangkat kami bahwa semua suku/ masyarakat adalah unik/ istimewa adanya. Bukan urusan kami mana lebih unik/ istimewa diantara suku-suku maupun masyarakat-masyarakat itu. Masalahnya, kita sebagai anggota Masyarakat/ Suku Karo, apakah kita sudah menyadari apa saja keunikan/ keistimewaan masyarakat/ suku ini?

Menggali dan membentang apa saja keistimewaan masyarakat/ suku kita penting untuk:

  1. Menumbuhkan rasa cinta kita kepada masyarakat/ suku sendiri.
  2. Untuk bisa memberdayakan keistimewaan-keistimewaan itu demi kesejahteraan/ kemajuan manusianya. Misalnya, tradisi kerja tahun adalah salah satu keistimewaan Suku Karo yang sudah sangat langka bukan hanya di Indonesia, tapi juga juga di Asia Tenggara (kecuali Thailand). Ini bisa dikelola untuk kemajuan pariwisata Karo dan Bangsa Indonesia yang tercinta.
  3. Untuk bisa membedakannya dengan masyarakat-masyarakat/ suku-suku di sekitarnya (agar jangan disama-samakan).

Nah, salah satu keistimewaan Suku Karo adalah adanya kosa kata namo dengan varian namau dan namu. Dari penelitian saya, tidak ada suku lain yang menggunakan kosa kata ini di sebelang-sebelang doni kecuali Suku Karo.

Itulah alasan kita waktu itu memperjuangkan nama Bandara Kuala Namu. Daerah itu memang sudah sebelumnya bernama Kuala Namu, dan kebetulan pula Kuala dan Namu adalah kombinasi dua kata (Melayu dan Karo) yang akan menuai banyak dukungan.

Maka kita dari Sirulo Community Mediation (SCM) diketuai oleh Ita Apulina Silangit menyampaikan usulan tertulis ke Gubsu dan DPRD Sumut bersama argumen yang saya susun sendiri.

Ada teman-teman yang ingin kita dari pihak Karo mengusulkan nama Jamin Ginting, Sigaramata dan Guru Pa Timpus. Langsung saya katakan, kita akan kalah bila mengusulkan nama-nama itu. Cari yang lebih memungkinkan menang.

Ternyata, meski kita hanya mewakili (di mata Gubsu dan DPRDSU) Sirulo Community Mediation (SCM), argumen kita berhasil membungkam saingan-saingan lainnya: Sisingamangaraja XII, Sultan Serdang, A.H. Nasution, H. Adam Malik, T. Amir Hamzah.

Makanya, jangan mau ditarik pesimis dengan keberhasilan Gerakan Karo Bukan Batak (KBB). Sekarang ini asah otak dan pengetahuan yang perlu, tak laku lagi gertak-gertak sambal itu.

Okeh, mari kita mulai mengidentifikasi semua keistimewaan Karo. Kita mulai dengan nama-nama kampung/ tempat yang menggunakan kata namo atau namau atau namu. Kam sambung lanjutannya dari kam.

  1. Namo Rambe
  2. Namo Riam
  3. Namo Ukur
  4. Namo Nderasi/ Terasi
  5. Namo Sira-sira

…………. Lanjutkan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.