Kolom Juara R. Ginting: MENGAPA HARGA SAYUR? — Apa Pasar Induk Lau Cih (Medan)?

Mulai dengan Tabloid bulanan SORA MIDO, lalu ke Tabloid bulanan SORA SIRULO serta harian online SORA SIRULO dan KAHE KOLU. Hampir tak ada putusnya saya menggencarkan pemberitaan mengenai harga sayur. Padahal, kehidupan sehari-hari saya sangat jauh dari dunia pertanian dan perdagangan sayur mayur.

Saya juga bukan pakar ekonomi dan bukan seorang pengusaha. Saya adalah seorang antropolog.

Sejak awal, tulisan bersambung ini memusatkan perhatian pada kelebihan/ keistimewaan Karo. Orang-orang Karo sendiri perlu menyadari kelebihan-kelebihan Karo. Bangsa Indonesia juga perlu tahu itu. Dan, kalau bisa, sebelang-belang dunia juga mengetahuinya.

Dalam beberapa tahun terakhir ini, SORA SIRULO secara bergantian dengan KAHE KOLU memberitakan harga sayur mayur di Pasar Induk Lau Cih (Medan) setiap hari. Bahkan, lebih 2 tahun, atas permintaan banyak pembaca, kita menambah pemberitaan Harga Cabe dan Wortel Dinihari (Pukul 03.30 WIB).

Dari satu sisi, sisi jurnalistik tok, ini adalah sebuah bentuk pelayanan informasi kepada masyarakat. Walaupun pada awalnya ada pihak-pihak tertentu yang merasa dirugikan (pedagang) atau petani menganggap kita bekerja untuk tengkulak, lama kelamaan keadaan lebih tenang karena telah terbangun saling memahami secara lebih baik.

Di lain waktu saya akan berceritera lebih banyak tentang sisi jurnalistik ini. Sekarang saya mau memusatkan perhatian pada program awal kita dengan pertanyaan utama, apa relevansinya pemberitaan harga sayur mayur dari Pasar Induk Lau Cih (Medan) terhadap Gerakan KBB (Karo Bukan Batak).

Saya mulai dari paling kecil dan hasilnya sudah bisa dilihat oleh semua orang.

Sebelum kita melancarkan pemberitaan ini, hampir tidak ada di internet nama Pasar Induk Lau Cih (Medan). Media-media konvensional Medan selalu menyebutnya Pasar Induk Medan Tuntungan. Sekarang, selain media-media, Walikota Medan (Bobby Nasution) saja berpidato sudah menyebut Pasar Induk Lau Cih.

Hubungan saya dengan Lau Cih sudah sejak saat kami dari Tabloid SORA MIDO mengadakan acara budaya di sana. Tak heran kalau beberapa waktu lalu Camat Medan Tuntungan bertanya pada saya lewat WA dari Pasar Induk Lau Cih, kapan lagi kita mengadakan acara budaya di Lau Cih? Saat itu dia memang adalah Lurah Lau Cih.

Promosi wisata Deliserdang (Karo Hilir) oleh Sanggar Seni Sirulo. Selain menerbitkan surat kabar cetak dan online, kami juga menggerakan seni pertunjukan dengan membentuk Sanggar Seni Sirulo.

Perlu juga diketahui bahwa lokasi Pasar Induk ini relatif baru. Dulunya di Pusat Pasar, Jl. Sutomo. Peran seorang tokoh Karo (Alm. Bangkit Sitepu) sangat penting untuk lokasinya yang baru. Tapi, ada alasan logis mengapa lokasinya itu di bagian Medan yang lebih dekat ke Dataran Tinggi Karo.

Sebagian besar sayur mayur kebutuhan warga Medan berasal dari Dataran Tinggi Karo, khususnya Karo Julu (Berastagi sekitarnya). Lokasinya sekarang akan mengurangi kemacetan lalulintas bila dibandingkan dengan di pusat kota.

Inilah yang menjadi poin utama kita. Semua warga Suku Karo perlu menyadari bahwa Dataran Tinggi Karo merupakan lumbung sayur mayur dan buah-buahan terbesar di Pulau Sumatera. Ditambah lagi Karo Hilir yang memproduksi berbagai jenis buah-buahan (durian, duku, manggis, rambe, langsat, belimbing, jambu kelutuk, dan lain-lain) serta sayuran kampung (kacang panjang, bayam, terong, daun ubi, dan lain-lain).

Hingga saat ini, Dataran Tinggi Karo masih merupakan pemasok sayur mayur dan buah-buahan terpenting di Sumut, Aceh, Riau, Batam, Jakarta (khusus buah) dan kadang-kadang meluas ke seluruh Jawa (seperti halnya ketika tomat langka di Jawa).

Orang-orang Karo pernah bersungut-sungut oleh sebutan Jeruk Madu Medan padahal di Medan tidak ada kebun jeruk. Lebih tidak enaknya lagi, di luaran sana Medan dianggap pula Kota Batak. Maka, berputar-putar di situ pula, di luaran sana Karo tetap dianggap bagian Batak.

Yang saya mau tunjukkan melalui tulisan ini, yang menyesakan dada, tak perlu sedu sedan itu. Lakukan sesuatu yang sederhana sekali pun meskipun hasilnya bisa jadi 20 tahun ke depan. Di jaman sekarang ini tidak ada artinya lagi berkata “kupegas …. kupegas …..“. Leben isangndu e antik kalak, pal.

Sadar atau tidak sadar, sengaja atau tidak sengaja, nenek moyang atau pendahulu kita telah membuat sejarah sehingga Karo lumayan istimewa diantara suku-suku di sekitarnya.

Kita perlu mengapresiasi keistimewaan-keistimewaan yang sudah diciptakan oleh pendahulu kita, yang salah satunya adalah bahwa Taneh Karo adalah salah satu lumbung sayur mayur dan buah-buahan terpenting di Indonesia (di samping Lembang di Jawa Barat).

Bagaimana cara mengapresiasinya?

Kita tidak bisa lupa bahwa para petani, pedagang dan konsumen sayur mayur mengerjakan rutinitasnya sebagai petani, pedagang dan mempersiapkan kebutuhan dapur tanpa memikirkan sedikit pun apa yang kita sebut Gerakan KBB.

Terutama petani dan pedagang, pekerjaan mereka itu adalah bagian utama dari ekonomi rumah tangga mereka untuk membiayai kehidupan sehari-hari, biaya pendidikan anak-anak, biaya kesehatan, hiburan/ liburan, pengeluaran menghadiri pesta atau acara berkabung, dan lain-lain.

Kitalah yang bukan petani dan bukan pedagang yang perlu memelihara kesadaran akan posisi yang istimewa dari Suku Karo. Salah satunya yang menjadi pilihan kami adalah memberitakan setiap hari harga sayur mayur dari Pasar Induk Lau Cih (Medan).

Pasar Induk ini adalah yang terbesar di Pulau Sumatera. Lokasinya di ibukota Urung 12 Kuta Lau Cih (panteken Karo-karo Purba). Lebih 80% pedagang yang berjualan di sini adalah Orang Karo. Sebagian besar komoditi sayur mayur dan buah-buahan yang dijual di pasar ini berasal dari Taneh Karo.

Apakah semua orang Karo menyadari keistimewaan-keistimewaan yang saya sebut barusan?

Kalau semua kita tidak menyadarinya atau mengabaikannya karena menganggapnya tidak penting, maka semua yang saya sebutkan itu kembali ke Titik NOL. Bagi lau mambur ku kersik, lesap la erbekas, turang …….. besan.

Di bagian berikut saya masih akan membahas soal pemberitaan mengenai harga sayur, tapi dalam kaitannya dengan persoalan ekonomi dunia dan ketahanan pangan di Indonesia.

Saya membahas hal itu untuk memperjelas bahwa Gerakan KBB bukan hanya sebuah perjuangan, tapi juga sebuah opportunity (kesempatan) melontarkan Karo ke dunia lebih luas. Karena kita melibatkan diri di dalam issue yang lebih universal dan urgen bagi banyak manusia.

SiruloTV: LALULINTAS MEDAN–BERASTAGI LANCAR (Minggu 23 Juli 2023) – SoraSirulo.Com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.