Kolom Muhammad Nurdin: NGOMONG by DATA

Salah satu yang membedakan orang cerdas dengan orang bodoh adalah membangun argumen dengan data. Bukan minum tolak angin, yah. Faktanya, banyak yang membangun argumen dari perasaannya. Katanya, perasaan saya, harga telor masih naik dan akan naik terus. Padahal, ia tak pernah ke pasar. Ia tak tahu, harga telor sudah normal.

Dan, argumen yang terus dibangun adalah soal utang. Soal jatuh tempo harus bayar 400 T. Framing yang dibangun, pemerintah sekarang ngutang mulu. Padahal, utang sebanyak itu warisan.

Soal hutang sebenarnya sederhana. Hutang kita jauh lebih kecil dari negara-negara besar seperti Jepang dan US. Tapi kenapa negara mereka baik-baik aja? Sehingga, hutang banyak tak lantas negara akan bangkrut.

Di bawah ini ada banyak grafik yang menggambarkan kondisi ekonomi dalam negeri. Grafiknya menunjukkan arah yang positif. Sehingga, framing yang dibangun bahwa Indonesia akan hancur, itu cuma perasaan. Perasaan yang lahir dari kebencian yang membutakan.

Kebencian dan kebodohan, dua faktor serius rusaknya suatu bangsa. Kita jadi gampang diprovokasi, diperalat, dengan janji surga. Tengoklah ibukota kini.

Jadilah rakyat yang cerdas, cermat, dan hati-hati.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.