Kolom Nisa Alwis: KEAMANAN DI TANAH SUCI

Ucapan guru agama tentu banyak baiknya, tapi bisa berlebihan juga. Misal, saat jemaah umroh tiba di wilayah Mekkah, di dalam bis ustad tour leader menyampaikan welcoming speech: “Inilah kota suci yang menjadi impian kita. Sungguh kita ini beruntung. Allah telah memanggil kita bisa berada di sini sekarang. Jangan lagi ada rasa takut dan khawatir, sebab Allah berjanji akan menjamin kebaikan di kota ini, Allah menjamin keamanan kita semua di sini…”

Besoknya, saya sampaikan pada beliau mau naik taksi ke suatu lokasi.

Beliau jawab; ibu jangan pergi sendiri. Naik taksi di sini takut tidak aman. Hehee… Besoknya lagi saat kami solat di Harom, pas mau pulang ternyata kursi roda ibunda hilang.

Ahh, pak ustad. Ternyata di mana pun adanya, jaminan intervensi Tuhan gak ada. Tetap saja semua hanyalah manusia. Level keamanan hanya setara dengan level kesadaran manusia atas hak manusia lainnya.

Di Jakarta kita naik taksi sendiri mah sudah biasa, fine aja. Malah pernah saya ketinggalan dompet di taksi, dan bisa dengan aman kembali lagi. Jadi ya, meski dinamai “tanah suci” tak ada parameternya sesuci apa. Yang pasti kudu tetap hati-hati dan waspada.

Foto cover pemanis semata. Bagai bunglon, baju dan tembok klop senada. Modelnya adalah penulis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.