Kolom Olguito M.X. Fernandes: XANANA DAN CNRT

Xanana dan CNRT mana yang lebih populer? Xanana sudah terlanjur dianggap dewa penyelamat dan dikultuskan bagaikan manusia setengah Tuhan. Sesungguhnya pengultusan ini di sisi lain dapat membahayakan masa depan CNRT. CNRT ibarat kapal yang karam karena terhantam tsunami dan pada saat yang sama nyawa sang nakhoda ikut terenggut.

Nah, pertanyaan kritisnya, apakah CNRT akan tetap eksis ketika Xanana mati?

Untuk menjawab pertanyaan ini saya menggunakan fakta yang saat ini terjadi di Timor Leste. Salah satu yang menarik adalah caci maki yang keras terhadap Menteri Pemuda. Sang Menteri ternyata dulu adalah pendukung otonomi khusus.

Makian itu dilontarkan si Choke di muka umum memakai Bahasa Indonesia dan Tetum. Tentu video makian itu bisa kita bedah dari berbagai sudut pandang (perspektif).

Perspektif saya terhadap isi video itu adalah sebagai berikut :

  1. Masih ada dendam kesumat yang tak berujung di antara masyarakat Timor Leste (Ex otonomi vs Pro kemerdekaan).
  2. Ternyata ex pro otonomi lebih berbobot (dalam hal pengetahuan, keterampilan dan sikap).
  3. Ada tuduhan melekat kuat pada CNRT sebagai sarang ex pro otonomi.
  4. Masih ada anggapan orang yang berbeda ideologi politik adalah musuh yang harus dihabisi.
  5. Salah satu kredo politik, tidak ada kawan abadi dan tidak ada lawan abadi. Yang abadi adalah adalah kepentingan. Tidak diyakini oleh sebagian besar masyarakat Timor Leste.
  6. Penguasa dan aparat masih permisif terhadap faktor kekerasan. Misalnya: Tawuran dan pembunuhan antara perguruan bela diri.
  7. Ancaman, intoleransi dan kekerasan serta pembunuhan bisa diminimalisir ketika penguasa punya kesadaran dan political will untuk melakukan rekonsiliasi di internal mereka (sesama masyarakat Timor Leste). Dan juga melibatkan lnstitusi Gereja Katolik dan Protestan.

Artinya, kalau belum ada rekonsiliasi internal maka jangan berpikir untuk melakukan rekonsiliasi dengan integrasionist.

Dari 7 poin di aras, dapat saya simpulkan bahwa masa depan CNRT sesungguhnya amat sangat suram pasca kematian Xanana. Selain pengultusan yang membabi buta juga tidak ada kaderisasi yang memadai yang mampu melahirkan pemimpin masa depan.

Setelah karamnya kapal CNRT, masih ada 3 Parpol yang bersaing untuk merebut posisi nomor 1 yaitu : Fretilin, PLP (Taur Matan Ruak) dan Khunto. Fretilin sesungguhnya berada dalam posisi dilematis. Karena sejarahnya yang kelam dan tidak disukai oleh Amerika Serikat dan sekutunya.

Nah persaingan ini akan semakin ketat dan mungkin juga berdarah-darah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.