Kolom Soibah E. Sari: PILIHAN

“Udah nentuin pilihan belum?” tanya seorang teman.

Jawabanku jadi panjang lebar banget dengan pertanyaan simpel itu. Karena memilih dan gak memilih sama aja menurutku. Toh buktinya beberapa presiden yang pernah memimpin negeri ini punya plus minusnya juga.

Meskipun sejauh ini diakui atau tidak oleh sebagian orang.

Bapak Jokowilah yang lebih baik dibanding para pendahulunya. Karena bukti pembangunan itu nyata banget di era beliau saat ini. Jadi, untuk menentukan siapa pilihanku diantara ketiga paslon yang ada, aku sih nanti pakai metode kancing baju aja sebelum berjalan menuju TPS. Metode cap cip cup juga boleh.

“Gile loe Ndro!”

“Ini kan memilih untuk menentukan calon pemimpin negara ini. Jangan sembarangan lu!” Protes temanku

Lha, bagaimana tidak. Sejauh ini paslon yang ada semuanya belum ada yang sreg di hati. Memilih mereka seperti memilih memakan buah simalaka. Pilih GP, dah tergambar nanti bakal ada dalang emak galak yg membayanginya. Meskipun ada MMD di situ tetap aja aku ragu.

MMD itu tehnokrat. Diakui memang beliau tegas, pintar, lugas, dan cerdas. Tetapi gaya tehnokrat itu kita udah pernah dipimpin almarhum bapak BJ Habibi. Dah pernah dan dah ngalami juga. Bisa dibayangkan tho?

“Jangan membandingkan masing-masing orang dong! Siapa tau ARB mampu?” sanggah seorang teman.

Mendengar itu aku pengen banget membelikan dia kacamata kuda. Juga mengantar korekan kuping ke rumahnya satu truk. Apa dia sebego itu hingga nggak lihat hasil kepemimpinannya itu orang selama memimpin Jakarta? Bikin taringku keluar aja teman satu ini.

Intinya sih, selagi ketiga paslon cuma menawarkan hal yang menurut mereka paling hebat, tapi masih dengan metode lama, yo mbuh tho Yoww. Mereka sama aja ujung-ujungnya. Cuma jualan dagangan lama. Bosan ahhh!

Aku pingin Paslon yang beda, yang isi kampanyenya legowo.

“Meskipun saya ikut kontestasi ini nantinya tidak menang, saya berjanji akan turut serta dengan pemenangnya untuk sama-sama membangun negeri ini. Agar rakyatnya makmur sejahtera dan negaranya makin kuat di mata dunia.”

Sampai saat ini belum nemu Paslon model gitu. Yang ada mereka sama-sama merasa paling bisa dan paling mampu. Yaaahhh, masih terikat kontrak dengan partai pengusung soalnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.