Kolom Sri Nanti: MATINYA NALAR DEMOKRASI

Seorang teman yang tidak sebaya bertanya, “Memangnya konsep zaman Orba itu seperti apa sih, kok banyak yang takut bakalan balik lagi?”

“Terus apa mungkin kondisi seperti itu akan terulang lagi sekarang? Nggak mungkin kan? Sekarang semua orang bisa makan enak. Bahkan banyak yang kolesterol tinggi, darah tinggi, obesitas karena kelebihan makan.”

“Pada masa itu, rakyat harus tenang-tenang saja dan tetap riang gembira apapun kondisinya. Misalnya saat pemerintah mengumumkan swasembada beras dan mendapatkan penghargaan bergengsi dari Badan Pangan dunia. Walaupun rakyat nontonnya sambil makan oyek, tiwul, bulgur, ampok, lauk garam dan parutan kelapa. Nggak ada yang berani protes…”

“Kondisinya memang tidak akan sama, tapi konsepnya bisa saja berulang. Misalnya sekarang saat harga beras dan Sembako naik, pajak-pajak naik, dolar naik kita harus tetap tenang dan terlihat nggak kenapa-napa. Karena, kalau kita protes, apalagi sampai berisik kita akan diserang sebagai orang yang iri hati, dengki, dan dicap pembenci sama teman-teman kita sendiri… Itulah yang disebut dengan ‘matinya’ nalar demokrasi.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.