Kolom Soibah E. Sari: KRITERIA MEMILIH CAPRES

Seorang teman bertanya apa tolak ukurnya ketika saya memilih Capres? Saya sih simpel. Jika saat berbicara atau berpidato bahasanya teratur, paham yang dibicarakannya.

Tidak ngarang, dan tata bahasanya jelas.

Orang yang mendengarnya juga paham serta berkesinambungan. Memahami isu-isu krusial di masyarakat. Sudah jelas bagi saya itulah tandanya orang tersebut kompeten untuk jadi pemimpin.

Bagi saya Prabowo tidak memiliki semua itu. Saya sering menyaksikan beliau berbicara di depan umum dengan tanpa teks. Kadang tidak sinkron dan selalu melenceng dari bahasan. Bahkan sering tidak nyambung, dan tidak tau mau menyampaikan apa.

Begitu juga dengan Anies. Tidak perlu saya beberkan lagi betapa bapak satu ini adalah raja tata kata tapi tidak bisa tata kota. Mendengar beliau berbicara tidak ubahnya mengajak orang yang bangun tidur dan nyawa belum ngumpul sudah diajak ngobrol, jadinya ngalor ngidul tidak juntrungan. Lelah bathin dan endingnya suka gak nyambung.

Jadi, kamu pilih GP dong?

Ya! Daripada pilih yang dua itu. Saat ini tidak ada pilihan yang lebih baik. Meskipun plus minusnya saya udah paham, tapi mau gimana lagi? Saya memilih tidak Golput. Karena itu sama saja membiarkan hal yang tidak semestinya terjadi.

Golput itu bukan pilihan bijak. Kadang hidup ini memang dihadapkan pada pilihan yang sebenarnya kita tidak setuju. Tapi demi mencegah hal yang bahaya, lebih baik gunakan hak suara kita. Itu lebih bijak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.