LINTASAN SEJARAH PDI PRO MEGA/ PDI PERJUANGAN DI SUMUT (1996 – 1999)

Ini dibawah kepemimpinan Ketua Patawi Bowi, Sekretaris Buttu R Hutapea.

Pada Tahun 1996 PDI diterpa gelombang perpecahan. Perpecahan ini sengaja dikondisikan oleh Rezim Orde Baru dengan diadakannya Kongres Medan untuk mendongkel Megawati Soekarno Putri sebagai Ketua Umum DPP PDI hasil Munas 1993. Akibatnya pada tahun 1996, dari 29 orang fungsionaris DPP PDI terpecah ke dalam dua kubu; yakni kubu Mega dan kubu pro Kongres Medan (Soerjadi).

Perpecahan itu terjadi sampai ke tingkat Komisaris Desa (Komdes) di seluruh Indonesia.

DPD PDI Sumut di bawah kepemimpinan Ketua Patawi Bowi dan Sekretaris Buttu R Hutapea pun tak pelak dari perpecahan. Sebelum pelaksanaan Kongres Medan tersebut, dari 21 orang pengurus DPD PDI Sumut ketika itu, hanya 5 orang yang secara sukarela memiliki keberanian menolak apa yang dinamakan Kongres Ilegal itu. Mereka tetap mempertahan kepemimpinan Megawati Soekarno Putri sebagai Ketua Umum DPP PDI 1993 – 1998 dan Sekjen Alexander Litaay .

Kelimanya adalah H. Syahrul Azmir Matondang (Wakil Ketua), Saleh Ginting (Wakil Ketua), Maju P L Tobing (Wakil Ketua) , Alexander Toreh (Wakil Bendahara) dan Taufan Agung Ginting (Wakil Sekretaris).

DPP PDI menghunjuk kelima orang itu menjadi Tim Pelaksana DPD PDI Pro Mega Sumut yang berkantor di Kompleks Perguruan Nasional Dipanegara Padang Bulan Medan (Rumah keluarga Alm. Simpang Ginting sejak 1996 – 1999). Mereka ditugasi oleh Ibu Megawati Soekarno Putri melakukan Kristalisasi kepemimpinan 17 DPC PDI Kabupaten/ Kota seluruh Sumut.

Mereka juga ditugasi merekrut potensi kader yang setia menjadi fungsionaris DPD PDI Pro Mega Sumut dan DPC PDI Pro Mega Kabupaten/ Kota seluruh Sumut yang defenitif dan akhirnya menjadi cikal bakal DPC PDI Perjuangan Sumut sejak awal 1999. Itu terjadi sebelum Pemilu. Lambangnya kepala banteng bertanduk kekar bermulut putih dalam lingkaran bulat dengan azas Pancasila 1 Juni 1945.

Pada kurun waktu 1996 – 1999 rata rata kantor PDI yang dibangun oleh Pemerintah dan yang dikuasai oleh PDI Soerjadi direbut secara paksa oleh massa PDI Pro Mega. Mulai dari Kantor DPD PDI Jl Raden Saleh 51 Medan, Kantor DPC PDI Medan Jl Sekip Baru Petisah 26 Medan, kantor DPC PDI Kabupaten Langkat, Kabupaten Deli Serdang, Kota Tebing Tinggi, Kota Pematang Siantar, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Asahan, Kabupaten Labuhan Batu, dan lain-lain.

Pada proses pengambilalihan secara paksa itu di beberapa tempat ada yang cidera luka-luka akibat kontak fisik.

Di masa kurun waktu tahun 1996 – 1999 para Tokoh tokoh Sentral dan para pendukung PDI Pro Mega di Sumatera Utara hampir setiap harinya tetap di bawah pengawasan Bakortranasda Sumbagut/ Kodam/ Kodim dan Poldasu/ Polres setempat. Namun, para banteng ketaton tak pernah merasa gentar sedikitpun ketika itu. Mereka secara terus menerus tanpa kenal rasa takut dan lelah melakukan tugas konsolidasi internal dan eksternalnya.

Februari 1999, di sekretariat DPP PDI kawasan Condet (Jakarta Timur), dilaksanakan Rakernas yang pesertanya adalah DPP PDI serta Ketua dan Sekretaris DPD PDI 27 Propinsi se Indonesia.

Pada Rakernas tersebut, 56 orang yang terdiri dari Ketua Umum DPP PDI Megawati Soekarno Putri dan Sekjen DPP PDI Alexander Litaay serta Ketua dan Sekretaris DPD se Indonesia tahun1999 melahirkan satu Deklarasi. Isinya adalah merubah nama PDI menjadi PDI Perjuangan dan merubah lambang kepala banteng dalam segi lima menjadi kepala banteng moncong putih dalam lingkaran bulat.

Perubahan dilakukan untuk memenuhi persyaratan menjadi peserta Pemilu 1996 Deklarasi ditandatangani oleh 56 orang di hadapan Notaris pada acara Rakernas tersebut.

DPD PDI Sumut saat itu diwakili oleh Ketua H. Syahrul Azmir Matondang dan Sekretaris Ir. Taufan Agung Ginting. Adapun tokoh-tokoh sentral penggerak PDI Pro Mega/ PDI Perjuangan pada kurun waktu 1996 – 1999 di tingkat Sumatera Utara dan tingkat Kabupaten/ Kota di Sumatera Utara antara lain adalah:

Ponimin Panjaitan, Paiman Silalahi, Hifni Sarkawi, M. Syarif, Syamsul Hilal, Syahrul Azmir Matondang, Taufan Agung Ginting, Alexander Toreh (Abeng), Saleh Ginting, Maju P L Tobing, Baskami Ginting, Bon Purba, Bastanta Soerbakti, Asal Purba, Sonanta Ginting, Albert Soekanta, Abidan Sinaga, Tom Adlin Hajar, Tanjung Ginting, Samamesa Bangun, Yunus Saragih, Abdul Hamid, Syahbudin Syam, M. Yamin, Naik Tarigan, Sabar Bangun, Kemino, Jhony Sinaga, Bagian Sitopu, Suwardi, Anwar Nasution, Mulkan Sinaga, Hakim Tjoa, Ahmad Azhari, Marwiyah, Muda Nahombang, Thamrin Siregar, M. Pioan Sihombing, Herbert Panggabean, Bona Sinaga, Lancar Siahaan, Darwin Sinaga, Opung Sinaga, Daniel Duha.

Atas dukungan rakyat banyak PDI Perjuangan berhasil meraih kemenangannya pada Pemilu 1999 secara Nasional maupun untuk tingkat Kabupaten Kota se – Sumatera Utara. Rata-rata pada saat itu Ketua dan Sekretaris DPC PDI Perjuangan se Sumut menjadi Ketua DPRD.

Ketua DPD Sumut menjadi Anggota DPR RI dan sekretaris DPD PDI Perjuangan Sumut menjadi Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Sumut sedangkan yang menjadi Ketua DPRD Sumut adalah H. Ahmad Azhari.

Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Asahan/ mantan anggota DPRD Sumut pada periode sebelumnya dan Ibu Megawati Soekarno Putri menjadi Wakil Presiden RI yang dipilih dengan cara voting.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.