Pembunuhan Yesmelina br Girsang ‘Terungkap dan Tidak Terungkap’

imanuel 249
Keluarga korban (Dasma Banurea dan Dikman Banurea)) saat dikonfrontir di Ruang Kanit Reskrim Polsek Delitua.

IMANUEL SITEPU. DELITUA. Tewasnya Yesmelina br Girsang (42) warga Desa Galingging (Kecamatan Merek, Kabupaten Karo) yang mengalami 6 luka tusukan di perut saat menjalani perawatan di RSU H. Adam Malik [Senin 21/11/2011 silam] diduga murni bunuh diri. Dugaan tewasnya pasien penderita kanker paru yang sempat menghebohkan RSU H. Adam Malik ini setelah Polisi memintai keterangan sedikitnya 11 saksi serta hasil keterangan dokter forensik dan reka ulang yang telah  digelar di Polresta Medan dan Poldasu.
Hal tersebut dikatakan Kapolsek Delitua AKP Wahyudi Sik melalui Kanit Reskrim Iptu Martualesi Sitepu SH MH kepada Sora Sirulo [Minggu 22/12] di kantornya.

Dijelaskan oleh Iptu Martualesi Sitepu, korban sebelumnya dirawat di ruang Rindu V Kelas 1-IV RSU H. Adam Malik (Medan) atas nama Yesmelina br Girsang yang kemudian ditemukan tewas dengan luka tusukan di perut sebanyak 6 liang [Senin 21/11/2011: sekira 10.30 Wib]. Melihat korban tewas bersimbah darah, pihak keluarga Yesmelina tidak terima karena kematian korban tidak wajar. Saat itu juga kasus kematian pasien di RSU H. Adam Malik dilaporkan oleh pihak keluarga ke Polsek Delitua.

Setelah kasusnya ditangani, Polisi sudah beberapa kali melakukan gelar perkara. Bahkan, sebelum korban dimakamkan, tim forensik melakukan visum pada tubuh Yesmelina yang ditangani dr. H. Guntur Bumi Nasution SpF. Entah apa sebab, suami korban Dikman Banurea yang bekerja sebagai Guru SD di Desa Garingging (Kecamatan Merek, Kabupaten Karo) menolak dilakukan outopsi terhadap istrinya Yesmelina.

“Di sinilah awal kecurigaan pihak keluarga Yesmelina kalau yang membunuh korban adalah suaminya Dikman. Dia tidak pernah memberitahu kepada keluarga istrinya kalau korban lagi sakit dan dirawat di RSU H. Adam Malik,” kata Martualesi Sitepu.

Lanjut dikatakanya, dari hasil penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan Polsek Delitua, setelah memeriksa 11 saksi, termasuk teman korban satu kamar ketika dirawat saat itu yang bernama Lumongga br Simbolon (warga Jl. Mawar Perumahan Melati Indah, Siantar), membenarkan sebilah pisau yang ditemukan di TKP adalah miliknya. Sehari sebelum kejadian [Minggu 20/11/2011], pisau tersebut dipinjam oleh anak korban Dasma br Banurea untuk memotong buah.

“Semula, keenam luka tusukan yang dialami korban dicurigai keluarga karena dilakukan oleh orang lain. Ditambah lagi, suami korban berusaha menutupi kejadian yang menimpa istrinya,” kata Martualesi.

Lebih jauh dikatakanya, terungkapnya kematian korban [Kamis 19/12/ 2013: sekira 14. 00 Wib barusan] di Polsek Delitua.

“Saat itu, kita mempertemukan pihak keluarga korban yang keberatan, suami korban Dikman Banurea dan anak korban yang menerangkan bahwa korban ditemukan tewas berlumuran darah. Korban Yesmelina br Girsang seusai mandi berkata kepada anaknya: ‘Dang be sonai inang buat ma rondap mate ma au‘ (ambilah racun, aku mau mati saja, red.). Mendengar ini, anak korban Dasma Banurea yang menemani ibunya berkata ‘jangan mak’,” tutur Martualesi Sitepu.

Tak lama setelah itu, sekira Pkl. 10.00 Wib, Dikman Banurea mengSMS Dasma Banurea untuk mengatakan agar Dasma turun membawa kartu karena Dikman ditahan oleh Satpam sehubungan dia tidak membawa kartu berobat. Ketika isi SMS itu ditunjukkan oleh Dasma kepada korban Yesmelina, korban meminta kepada anaknya agar segera menjumpai Dikman ke bawah. Begitu Dasma dan Dikman kembali ke kamar tempat Yesmelina dirawat, mereka melihat korban telah meregang nyawa dengan menderita luka tusukan.

“Keterangan dari Dasma menjadi petunjuk yang kuat. Ditambah lagi keterangan dokter Forensik yang mengatakan luka 6 tusukan pada bagian perut korban bisa dilakukan oleh korban sendiri sehubungan luka pada perut korban saling berdekatan. Lagi pula, bentuk luka searah. Dokter juga menjelaskan, keenam luka tusukan tidak sama kedalamannya,” paparnya.

Sambung Martualesi lagi, adanya luka memar di tubuh korban akibat pemasangan infus atau suntikan yang dilakukan oleh Dokter sebelum korban tewas.

“Namun demikian, sampai saat ini anak korban Dasma belum terima kepergian ibunya. Oleh karena itu, perkara ini tetap kita tindak lanjuti dengan melakukan penyelidikan dengan menghadirkan saksi lain,” tutur Martualesi mengakhiri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.