ITA APULINA TARIGAN | JAKARTA | Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional/ National Food Agency (NFA) terus mendorong upaya penguatan diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal. Upaya tersebut salah satunya dilakukan melalui penerbitan Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 11 Tahun 2023.
Isinya adalah tentang Pola Pangan Harapan (PPH) yang turut menggambarkan kondisi keberagamaan konsumsi pangan masyarakat di suatu wilayah.
Direktur Ketersediaan Pangan NFA Budi Waryanto dalam diskusi media bertajuk “Hari Pangan Sedunia: Refleksi Ketahanan Pangan Indonesia di Tengah Ancaman Kekeringan Dampak El Nino,” yang diselenggarakan oleh ID COMM [Kamis 12/10] memaparkan sejarah pola konsumsi pangan Masyarakat Indonesia yang memiliki beragam sumber karbohidrat.
Salah satunya adalah papeda, pangan lokal khas Papua yang berbahan dasar sagu. NFA mendorong masyarakat untuk mengembangkan pangan lokal menjadi olahan pangan yang lebih menarik untuk disantap dan tetap bergizi.
“Saat ini kami sedang mempersiapkan struktur untuk memastikan pengembangan pangan lokal. Salah satunya melalui kampanye Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA) yang mendukung diversifikasi pangan lewat kearifan pangan lokal,” ujar Budi.
Budi menambahkan NFA juga menggandeng BUMN untuk bisa memanfaatkan kebijakan diversifikasi pangan. Kendati belum bisa langsung menguasai seratus persen kondisi pangan.
Namun, sudah terbangun kerja sama antara pemerintah dan sektor swasta dalam mempersiapkan stok pangan sebagai mitigasi kemarau panjang sebagai dampak dari pergerakan angin El Nino.
“Sejalan dengan arahan Kepala NFA, membangun ketahanan pangan tidak bisa sendirian. Kolaborasi dari berbagai pihak sangat dibutuhkan. Sinergitas dari semua stakeholders pangan akan menjadi kunci dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia,” pungkas Budi.