RITUAL SHRADA BANAWA SEKAR NUSANTARA DI GUNUNG PADANG

ITA APULINA TARIGAN | BANDUNG | Selama dua hari berturut-turut [Selasa 1/8 – Rabu 2/8] telah diadakan ritual Shrada Banawa Sekar Nusantara atau disebut juga Bakti Purnama Sari Nusantara di Situs Cagar Budaya Nasional Gunung Padang, Cianjur (Jawa Barat).

Ritual itu diselenggarakan oleh HPK (Himpunan Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa).

Menurut panitia penyelenggara kepada wartawan, acara ini didukung oleh Pusat Penerangan Mabes TNI. Hadir dalam ritual ini diantaranya Kapuspen TNI (Laksa Julius Widjojo), Perwakilan BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Teroris) (Brigjen Polisi Ahmad Nurwahid) Direktur Pencegahan dan Deradikalisasi BNPT, Perwakilan Dirjen Kebudayaan RI (Sumari Sosro Adi Wiguno) perwakilan Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia, Ketua Umum DPP HPK (Dr. Hadi Prajoko SH) dan para pengurus DPP HPK, para pengurus DPD HPK Jabar, DKI dan Jateng, warga HPK Jabar, DKI, Jateng, masyarakat-masyarakat adat serta berbagai tamu undangan lainnya lintas keyakinan.

Menurut panitia, kerjasama kegiatan yang digawangi oleh Kapuspen TNI bersama DPP HPK ini, secara khusus tiada lain adalah sebagai wujud dari upaya menjaga ketahanan dan kedaulatan kebudayaan bangsa dalam merawat, menjaga, melindungi dan melestarikan segenap warisan peradaban leluhur Nusantara yang dahulu dikenal sebagai masyarakat yang beradab dan relijius; jauh sebelum adanya pengaruh kebudayaan dan sistem kepercayaan dari luar Bangsa Nusantara.

Ritual di Gunung Padang ini juga upaya HPK, sebagai perwakilan anak bangsa yang cinta Tanah Air dan budaya bangsanya dalam memperjuangkan kemerdekaan dan kedaulatan Budaya Bangsa Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika dengan dasar Pancasila.

“Dengan ritual ini diharapkan Bangsa Indonesia ke depan akan kembali meraih kemakmuran, kesejahteraan, ketentraman dalam keragaman berkeyakinan dan kebudayaan yang Bhinneka Tunggal Ika dengan dasar Ideologi bangsa yaitu Pancasila,” demikian panitia memaparkan jiwa dari ritual ini kepada para wartawan.

JALANNYA RITUAL

Ritual Shrada Banawa Sekar Nusantara dahulu awalnya merupakan ritual yang dijelaskan dalam Kakawin Banawa Sekar karya Mpu Tanakung sebagai upacara yang sangat agung (mahasraddha dibya). Upacara ini melebihi upacara-upacara terdahulu. Diselenggarakan dengan harapan agar dunia menjadi sejahtera karenanya.

Dalam sastra kakawin, bunga-bunga yang indah selalu menjadi topik keindahan yang ditampilkan oleh sang Kawi. Dalam upacara sraddha itu sendiri, bunga menjadi sebuah objek yang melengkapi media ritual. Dengan demikian, dalam upacara sraddha, media perahu yang berhiaskan bunga ini memiliki makna: kemegahan atau keindahan yang tiada tara untuk mengantarkan arwah nenek moyang menuju alam niskala.

Begitu juga dalam pelaksanaan ritual di Gunung Padang ini diseratakan sesajian beragam bunga rampe, daun hanjuang, dan bahan sesaji lengkap layaknya suatu ritual tradisi adat Nusantara, juga disertakan 40 nasi tumpeng sebagai gambaran 40 Sanghyang yang berada pada puncak-puncak gunung di tatar Sunda. Nasi tumpeng itu kemudian setelah selesai ritual disantap bersama oleh semua peserta ritual di lokasi yang agak jauh dari lokasi ritual.

Setelah itu seluruh peserta kembali melangsungkan ritual menjelang puncak malam hari yaitu ritual Bakti Purnama Sari Nusantara yang sebelumnya disajikan arian sakral tarawangsa yang kurang lebih memiliki makna “menarawang kepada yang Maha Kuasa” atau berdoa terhadap Tuhan Yang Maha Esa yaitu dengan cara meneghayati ke dalam jiwa kemanusiaan kita untuk menemukan kesadaran diri sejatinya sebagai manusia yang manunggaling kawula lan Gustinya.

Dalam ritual ini yang dilaksanakan sejak mentari tenggelam di Ufuk Barat hingga mentari terbit di Ufuk Timur dilantunkan dengan doa dan kidung spiritual tata cara adat budaya ritual Sunda Pajajaran.

Diharapkan ke depan setelah acara ritual ini, warga setempat (khususnya di kawasan Gunung Padang sebagai masyarakat sociofak penjaga kawasan artefak situs Gunung Padang) dan seluruh anak bangsa melanjutkan acara ritual Shrada Banawa Sekar Nusantara atau bakti Purnama Sari Nusantara ini setiap bulan Purnama menjelang Peringatan hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Bulan Purnama sebagai simbol penerang alam di dalam kegelapan malam hari, sehingga dengan adanya ritual Nusantara ini maka diharapkan akan memberikan “penerangan kesadaran kepada segenap anak bangsa Nusantara. Juga penerangan kepada dunia yang sedang mencari jatidiri kemanusiaan dan jatidiri kebangsaanya.

Dengan demikian tercipta Masyarakat Indonesia seutuhnya yang sadar akan jatidiri kemanusiaan dan kebangsaannya sebagai putra-putri bangsa Nusantara yang akan setia dan cinta pada Tanah Air tumpah darahnya dengan berprinsip pada “di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung”.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.