Oleh JUARA R. GINTING
Beberapa tahun lalu (2018), Himpunan Masyarakat Karo Indonesia (HMKI) Belanda mengadakan acara bertajuk Gebyar Budaya Karo. Kami mengisi salah satu acara yang mengkombinasikan 1. Penuturan Cerita Rakyat (story telling), 2. Seni lukis, 3. Musik, 4. Tari, dan 5. Vokal.
Selain mengkolaborasikan berbagai bentuk seni sebagaimana tersebut di atas, para personilnya juga mengkolaborasikan:
1. pakar seni Indonesia (Dr. Clara Brakel), 2. Seniman Kota Leiden (Marjolijen Groustra), 3. Orang Belanda yang menjadi penggiat seni Indonesia (Esmiralda), 4. Seorang Pakpak (Yessi) dan suaminya orang Belanda, 5. Wartawan (Ita Apulina Tarigan), dan 6. saya sendiri (Juara R. Ginting) sebagai sutradara.
Gagasan awal pertunjukan ini datang dari Dr. Clara Brakel yang menemukan sebuah naskah cerita rakyat yang pernah direkam oleh suaminya Prof. Dr. Brakel dari Pakpak. Prof. Brakel semasa hidupnya adalah guru besar Sastra Indonesia di Universitas Hamburg (Jerman).
Gagasan awal dari Dr. Clara Brakel kemudian saya olah sehingga tercipta sebuah seni pertunjukan yang juga melibatkan suami Marjolijn Groustra untuk memproyeksi lukisan-lukisan Marjolijn Groustra dalam bentuk slide ke layar.
Marjolijn membuat lukisan-lukisan dari bagian-bagian ceritera yang direkam oleh Prof. Brakel dan diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris oleh Dr. Clara Brakel yang dibacakan oleh Marjolijn Groustra.
Saya meminta Ita Apulina Tarigan mempercepat kedatangannya di Belanda dari Jakarta agar dia bisa melatih ketteng-ketteng seorang Belanda mengiringi pertunjukan ini. Nantinya Ita juga memperkuat ketteng-ketteng dengan ikut bermain. Saya sendiri bermain kulcapi dan belobat.
Video ini adalah rekaman dari sebuah latihan yang kami lakukan di aula kompleks bengkel seni para seniman Kota Leiden (Nederland). Video direkam oleh Ita Apulina Tarigan yang pada saat itu baru saja tiba dari Jakarta.