Lagu-lagunya sedih dan merana… Tapi, penggemarnya banyak dari tahun 90an sampai sekarang. Apakah ini bukti bahwa semakin hari semakin banyak hati yang sedih dan merana karena cinta?
Kolom Sri Nanti: KAKEK DAN SAHABATNYA YANG BERTOPI VETERAN — Cermin Nasionalisme
Sukorejo, 1989 Hari ini libur sekolah aku bosan ikut ibu jualan rebung dan daun jati di pasar. Hari ini aku ikut ayah gotong-royong mendirikan rumah paman. Ramai sekali […]
Kolom Sri Nanti: SENI MENGAJARKAN KEBAIKAN DALAM TRADISI JAWA
Butuh berapa tahun sampai Anda faham bahwa larangan makan “brutu” sebenarnya hanya agar kita membiasakan memberikan makanan yang enak dan empuk kepada orangtua? Masa nenek dikasih sayap atau […]
Kolom Sri Nanti: BOCAH BEROTAK UDANG ITU
Milan, Ohio, AS – 11 Februari 1847 seorang wanita bernama Nancy Matthews Elliott melahirkan seorang bayi laki-laki, yang beberapa tahun kemudian dijuluki “berotak udang” oleh gurunya di sekolah […]
Kolom Sri Nanti: BIBIT KEBENCIAN ITU BERNAMA GENERALISASI
Suatu saat, jika ada masalah di pendidikan non formal atau di asosiasi non formal (semoga tidak, ya), saya yakin foto-foto seperti ini akan tayang di sosmed dengan caption, […]
Kolom Sri Nanti: BERKORBAN ATAU BERKURBAN? — Korban (victim) atau Kurban (sacrifice)
Kata ‘korban’ maupun ‘kurban’ sama=sama kita adopsi dari satu kata Bahasa Arab. Jurnalis di media massa biasanya menulis “Korban meninggal akibat kecelakaan tercatat sebanyak 11 orang” bukan “Kurban […]
Kolom Sri Nanti: STUDI BANDING
Kadang kita hanya berfikir satu variabel saja saat memutuskan untuk melakukan studi banding. Misalnya soal sampah, kita memilih Jepang yang konon sukses menjaga kebersihan kotanya. Kita lupa karakteristik […]