Oleh: Ukur Sembiring (Surabaya)
Dalam acara pemakaman Suku Karo di daerah Dolok Silo (Kabupaten Simalungun) yang dinamakan Cawir Metua, meninggal setelah semua anaknya kawin, biasa diadakan cara Njujung Tinembu.
Tinembu adalah sejenis penganan tradisional Karo yang ditaruh dalam seruas bambu (bohan) dan kemudian dibungkus dengan kulit kambing yang telah diawetkan serta dijunjung dengan sebuah keranjang. Makanan ini adalah hidangan dari kalimbubu ke pihak keluarga yang ditinggalkan oleh orangtua yang meninggal cawir metua.
[one_fourth]
anak beru biasanya mengkom-pensasi hidangan tinembu
[/one_fourth]
Tinembu dihidangkan oleh kalimbubu lewat seorang putrinya yang belum kawin. Putrinya ini datang perlahan, kadang sambil menari, menjunjung tinembu mendekati pihak anak beru. Pihak anak beru biasanya mengkompensasi hidangan tinembu dengan memberikan uang kepada putri kalimbubu.
Satu ide yang melekat dalam acara ini adalah hubungan impal (sepupu silang) antara putra dari anak beru dengan putri kalimbubu. Idealnya mereka kawin tapi bukanlah sebuah keharusan walau di masa lampau kadang acara pemakaman Cawir Metua dapat diikuti langsung dengan acara perkawinan impal.
Sangat menarik upacara adat Karo Simalungun ini dan juga bagus dan menarik cara melukiskannya oleh US Surabaya ini.
MUG