Yustinus Ginting, Putra Daerah Prihatin Kerusakan Lingkungan Tempat Kelahiranya

Yustinus Ginting
Yustinus Ginting

Imanuel SitepuIMANUEL SITEPU. BIRU-BIRU. Yustinus Ginting (42) warga Pedurenan Depok, Jawa Barat, putra daerah kelahiran Desa Rumah Gerat (Kecamatan Biru-biru) ini sangat prihatin mendengar kerusakan lingkungan kampung halamanya akibat maraknya penambangan Galian C.

“Walau saya berada di Pulau jawa, saya selalu memperhatikan perkembangan kemajuan tempat kelahiran saya. Sayangnya, begitu aku melihatnya di internet, bukan kemajuan yang aku baca. Malah sebaliknya, kerusakan lingkungan desa yang sudah lama saya tinggalkan. Sudah rusak akibat Galian C ilegal. Saya begitu prihatin mendengar kerusakan lingkungan, akibat dijadikan sentra penambangan Galian C,” ujar Yustinus Ginting kepada Sora Sirulo melalui telepon selulernya [Kamis 25/2].

Dijelaskannya, akibat maraknya penebangan liar yang terjadi selama ini, ekosistem alam di Kecamatan Biru-biru berubah total. Pasalnya, sungai yang dulunya mengalir jernih, kini sudah kotor akibat tercemar limbah. Akibat pengerukan yang dilakukan pada perut bumi, suatu saat, juga  akan mendatangkan bencana alam.

“Di satu sisi, Galian C memang meningkatkan taraf hidup masyarakat serta menggeliatnya transaksi ekonomi warga. Tapi, di sisi lain, dampak negatif bakal dirasakan warga sebagai akibat kegiatan penambangan Galian C tersebut. Bila perusakan lingkungan terus berlanjut, banjir bandang dan tanah longsor mengintai wilayah kecamatan Biru-biru. Artinya, suatu saat nanti warga mengalami penderitaan luar biasa seperti daerah Bahorok, Langkat,” paparnya.

Lanjut dikatakan, memang sekarang belum terpikir oleh masyarakat atas dampak Galian C tersebut,  apalagi masyarakat masih menikmati segepok rupiah yang diberikan pengusaha. Namun, bila suatu saat bencana itu tiba, penyesalan tak ada guna. Di situ nanti baru terjadi masyarakat  saling menyalahken. Sementara, semua masyarakat akan membawa akibatnya

“Marilah kita renungkan dalam-dalam. Lestarikanlah lingkungan desa kita dan satukan adat budaya yang diwarisi nenenk moyang kita. Kalau kita tidak peduli, siapa lagi?” Kata Ginting penuh harap.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.