Kolom Ganggas Yusmoro: KAU BERANI DATANG KE ASMAT, DIT?

Kau menolak ajakan Pak Jokowi untuk melihat Asmat, ya, Dit? Apalagi dengan pongahnya kau bilang: “Kami akan berangkat memakai uang Sendiri. “Wow, gayamu berkelit macam politikus yang ono tuh, yang sudah dipecat dari partainya tapi masih ndableg. Atau, jangan-jangan memanfaatkan hal ini agar engkau bisa keliling sambil menyodorkan kaleng? Itu mah bukan cerdas, Dit. Tapi otak kotor.

Memang kau berani datang, Dit? Kalau melihat gelagatmu setelah berani-beraninya melecehkan Presiden kami, apa lagi Pak Jokowi dicintai rakyat Papua, lalu kau berusaha mengganti nama akun pribadimu di media sosial, kayaknya kau ini merasa ketakutan, ya?




Gini, Dit. Warga Papua itu orang baik. Meski rata-rata berwajah sangar, namun perasaannya halus. Bahkan hatinya juga lembut. Gampang menangis ketika melihat atau mendengarkan sesuatu yang menyentuh.

Namun, ketika warga Papua tersinggung, ini yang kukawatirkan, Dit. Kau yang unyu-unyu dengan pipimu yang tembem bagaikan bakpao, tentu akan membuat warga Papua gemes dan mencowal-cowel pipimu itu sambil bilang: “Selamat datang di Papua. Kamu yang memberi kartu kuning sama Pak Jokowi, ya?”




Kukasih tahu juga ya, Dit. Pak Jokowi, sudah bekerja nyata. Bukan ngoceh tok. Bukan hanya menata kata seperti Gubernur Anies, maka Pak Jokowi sudah dianggap keluarga. Itulah kenapa sudah ratusan orang yang selama ini hidup di hutan-hutan berusaha melawan pemerintahan yang sah, akhirnya kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi dengan sukarela.

Jika kami yang berada di Indonesia Bagian barat tersinggung dengan ulahmu, tentu saudaraku yang ada di Papua juga marah.

Berani bertaruh, paling-paling engkau hanya akan mengirim perwakilan. Pesenku cuma satu. Jangan pakai jaket kuning. Kenapa? Ntar dikira daun kering. Soalnya warga Asmat belum pada makai kompor gas.

Gawat kan, Dit?





Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.